"Kegiatan 'urban farming' di 'rooftop' bangunan pasar ini sudah dilakukan sejak 24 Februari 2024 lalu," kata Penanggungjawab (PIC) Green House Pasar Mayestik, Adi Haris di Jakarta, Kamis.
Adi mengatakan budidaya tanaman yang dilakukan di Pasar Mayestik menggunakan teknik biotech.
Biotech atau bioteknologi pertanian merupakan teknologi yang digunakan untuk pertanian yang melibatkan proses biologis atau kimia.
Metode ini digunakan untuk mengembangkan tanaman tahan hama dan penyakit, kandungan gizi lebih baik.serta tanaman yang toleran terhadap kondisi lingkungan ekstrim seperti kekeringan dan salinitas tinggi.
Baca juga: Sudin KPKP Kepulauan Seribu ajak warga tekuni pertanian perkotaan
Baca juga: Jakut siapkan lahan untuk ditanami jagung pulut
Baca juga: Sudin KPKP Kepulauan Seribu ajak warga tekuni pertanian perkotaan
Baca juga: Jakut siapkan lahan untuk ditanami jagung pulut
Lahan "urban farming" di pasar tersebut itu seluas 75 meter persegi (m2) yang ditanami sebanyak 215 pohon cabai. Dalam satu pekan, rata-rata berhasil dipanen satu kilogram (kg) cabai.
"Untuk hasil panennya kita manfaatkan sendiri atau dijual murah kepada pedagang di sini untuk bisa berkontribusi menjaga stabilitas harga," ujarnya.
Adi menambahkan, pihaknya akan berusaha melakukan pengembangan jenis tanaman "urban farming" lainnya seperti melon dan semangka.
"Kita berharap pemanfaatan lahan dengan kegiatan 'urban farming' ini akan menjadi percontohan bagi pasar-pasar lain di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya. Sehingga, ketahanan pangan juga semakin terjaga," ujarnya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024