Seorang Alawite yang bekerja sebagai pegawai dewan kota Tripoli tewas ditembak oleh dua orang naik sepeda-motor yang mengejar mobilnya ketika ia berkendaraan pulang setelah bekerja."
Tripoli, Lebanon (ANTARA News) - Orang-orang bersenjata hari Rabu membunuh seorang Syiah Alawite di kota kedua Lebanon yang dilanda ketegangan, Tripoli, kata satu sumber keamanan.
Insiden itu tampaknya merupakan serangan sektarian baru yang terkait dengan konflik di negara tetangga, Suriah, lapor AFP.
Seorang wanita yang berada di lokasi berdekatan juga tewas, dan putranya serta seorang pedagang kaki-lima cedera, ketika kendaraan korban penembakan itu hilang kendali dan menabrak mereka, kata sumber itu.
Kota pelabuhan di Lebanon utara itu dilanda gelombang kekerasan antara mayoritas Sunni, yang mendukung pemberontakan di Suriah, dan minoritas Syiah Alawite pro-Presiden Bashar al-Assad.
"Seorang Alawite yang bekerja sebagai pegawai dewan kota Tripoli tewas ditembak oleh dua orang naik sepeda-motor yang mengejar mobilnya ketika ia berkendaraan pulang setelah bekerja," kata sumber keamanan itu kepada AFP.
"Mobil itu hilang kendali setelah penembakan tersebut dan menabrak gerobak sayur. Seorang wanita berdiri di sana bersama anaknya. Keduanya cedera dan wanita itu tewas tak lama kemudian akibat-lukanya," katanya.
"Tangan anak laki-laki itu patah, demikian juga kaki pedagang sayur gerobak tersebut," tambah sumber itu.
Serangan fatal serupa terhadap seorang Sunni sebelumnya bulan oleh orang-orang bersenjata yang naik sepeda-motor menyulut bentrokan 13 hari antara kelompok-kelompok Sunni dan Alawite di Tripoli yang menewaskan 27 orang.
Ketegangan meningkat di Lebanon terkait konflik Suriah, setelah kelompok Hizbullah mengumumkan dukungannya dan mengirim pasukan untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas pemberontak Suriah.
Meski Lebanon secara resmi netral dalam perang di Suriah, negara itu terpecah antara pendukung Assad dan pendukung pemberontak Suriah.
Damaskus mendominasi Lebanon secara militer dan politik selama hampir 30 tahun hingga 2005.
Pada 18 Agustus 2013 lima roket mendarat di dan sekitar kota Hermel, sebuah pangkalan Hizbullah di Lebanon timur.
Hermel dan daerah-daerah lain di Lebanon timur, yang menjadi pangkalan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, diserang sejumlah roket dari Suriah dalam beberapa bulan ini.
Serangan roket terakhir itu terjadi tiga hari setelah ledakan bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan menewaskan 27 orang.
Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok Sunni yang menamakan diri Brigade Aisha mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom pada 15 Agustus itu dan berjanji melancarkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.
Penduduk di Beirut selatan mengatakan bahwa Hizbullah, kelompok pejuang yang didukung Iran dan Suriah, siaga tinggi dan meningkatkan pengamanan di daerah itu setelah peringatan dari pemberontak Suriah mengenai kemungkinan pembalasan karena dukungan mereka bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Kekerasan sektarian yang disulut oleh konflik Suriah juga terjadi di Lembah Bekaa dan kota-kota Laut Tengah, Tripoli dan Sidon, yang mencerminkan bahwa ketegangan sektarian baru menyebar di Timur Tengah.
Muslim Sunni di Lebanon mendukung pemberontak di Suriah, sementara penduduk Syiah mendukung Assad, bagian dari minoritas Alawite, cabang dari Syiah.
Pemimpin Hizbullah Nasrallah telah berjanji, kelompoknya akan terus berperang membela Assad setelah mereka memelopori perebutan kembali kota strategis Qusair pada Juni.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014