Jakarta (ANTARA News) - PT. Indosat TBK dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih melakukan perundingan mengenai kepemilikan slot orbit 150,5 derajat bujur timur yang sebelumnya ditempati satelit Palapa C2 milik Indosat.
Direktur and Chief Wholesale and Enterproses Officer Indosat, Fadzri Sentosa, mengatakan dalam perundingan, dinegoisasikan juga ketentuan regulasi yang akan melandasi kemungkinan kerja sama pengelolaan satelit itu.
"Pemerintah kan menyerahkan negoisasinya secara B to B, tidak enak kalau lagi negoisasi terus dibuka kan," kata dia di Jakarta, Rabu.
Fadzri mengatakan permintaan transponder dari BRI juga menjadi bahan perundingan yang belum ditargerkan soal waktu selesainya.
Namun, dia tidak membenarkan dan juga tidak menampik soal informasi bahwa BRI meminta puluhan transponder.
"Itu masih dibicarakanlah ya, tidak bisa dibuka," ujar dia, menjawab pertanyaan tentang permintaan 30 transponder dari BRI
Kebutuhan Indosat soal transponder, kata Fadzri juga diproyeksikan akan terus meningkat. Dia mengatakan tidak ada kendala berarti dalam perundingan itu, hanya kedua belah pihak masih mengkaji upaya untuk menghasilkan kentungan bersama.
Secara terpisah, BRI menyatakan pihaknya masih menunggu keputusan Kementerian Komunikasi dan Informartika yang diprediksikan keluar pada April 2014, terkait dengan slot orbit itu
"Kami masih menunggu keputusan dari Kemenkominfo. Awal bulan depan lah (April, red.) keputusannya," ujar Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sofyan Basir.
Pihaknya akan melakukan tender pengadaan satelit apabila surat keputusan telah keluar dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua tahun.
Rencana pengambilalihan slot orbit satelit dari Indosat ke BRI itu, kata dia, merupakan bagian dari upaya untuk memperlancar sistem jaringan perbankan. Sistem itu, merupakan salah satu elemen penting dalam operasional bank.
"Kami tahu teknologi adalah jantungnya bank, jantung ini terbentuk jika ada darah, dan darah ini adalah dari jaringan-jaringan komunikasi tadi," kata dia.(*)
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014