"Data antemortem kita simpan dan siap dimanfaatkan untuk identifikasi jika korban berhasil ditemukan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen Pol Boy Rafli Amar saat memberikan keterangan kepada pers di Jakarta, Rabu.
Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri telah mengantongi data antemortem tujuh keluarga korban yang salah satu di antaranya warga negara Belanda yang masih mempunyai hubungan darah dengan WNI.
"Datanya, jadi rahasia medik yang jika diperlukan bisa dimanfaatkan dalam operasi save and rescue berkaitan dengan pencarian korban. Kita sudah mempunyai pembandingnya, kita simpan sambil menunggu proses pencarian," kata Brigjen Rafli.
Dia berharap korban bisa segera ditemukan untuk bisa segera diidentifikasi.
Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak menyatakan bahwa penerbangan Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia setelah dua minggu dinyatakan hilang sejak 8 Maret 2014.
"MH370 telah terbang di sepanjang koridor selatan dan posisi terakhirnya adalah di Samudera Hindia, sebelah barat Perth (Australia)," kata Najib dalam jumpa pers.
Dia menjelaskan lokasi tersebut merupakan lokasi terpencil dan keluar dari koridor penerbangan yang seharusnya.
"Untuk itulah dengan sangat menyesal saya harus menginformasikan kepada Anda bahwa Penerbangan MH370 berakhir di selatan Samudera Hindia".
Dia juga berkesimpulan bahwa seluruh penumpang dan awak pesawat tewas.
Menurut Sidney Morning Herald, pengumuman PM Malaysia ini disampaikan setelah data terbaru diterima perusahaan komunikasi satelit Inggris, Inmarsat, yang memuskilkan pesawat itu telah terbang ke koridor utara.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014