pertumbuhan ini lebih ditopang oleh dana kelolaan dari instrumen bonds atau obligasi

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) menargetkan pertumbuhan dana kelolaan Asset Under Management (AUM) sebesar 15 persen pada akhir 2024.

“Kami mencoba untuk mencapai target kami 15 persen di akhir tahun untuk dana kelolaan yang Aset Under Management di wealth management,” kata Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Jaya usai acara Danamon Journalist Class di Jakarta, Rabu.

Ivan menyebutkan bahwa dana kelolaan di segmen wealth management saat ini mengalami peningkatan sekitar 10 persen secara tahunan (yoy) yang utamanya didorong oleh instrumen obligasi. Ia menilai pertumbuhan di segmen tersebut masih on track.

“Kalau untuk yang total dana kelolaannya ini berarti termasuk yang Asset Under Management, baik itu dari produk reksadana dan bonds, namun bisa kami sampaikan bahwa pertumbuhan ini lebih ditopang oleh dana kelolaan dari instrumen bonds atau obligasi,” ujarnya.

Ivan menilai reksadana sempat mengalami tekanan di kuartal II 2024. Tekanan pada instrumen itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk hasil earning yang belum sesuai ekspektasi serta melemahnya nilai tukar rupiah pada periode tersebut.

Meskipun demikian, dalam beberapa pekan terakhir indikator ekonomi mulai menunjukkan perbaikan.

“Barusan saya cek (IHSG) juga sudah menyentuh angka 7.400, jadi aliran dana asing sudah mulai masuk, rupiah pun juga sudah membaik, tadi pagi saya melihat juga sudah di kisaran Rp15.750 (per dolar AS),” ucap Ivan.

Ia memprediksi bahwa hingga akhir tahun, nilai tukar akan bertahan di rentang Rp15.800 hingga Rp16.000.

"Jadi semoga bisa keluar dari kepala 16 itu lebih lama, termasuk lebih di bawah Rp16.000, karena itu juga akan berpengaruh positif kepada kita, aliran dana asing masuk," jelasnya.

Adapun Bank Danamon membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) senilai Rp1,5 triliun pada semester I-2024.

Dalam paparan kinerja keuangan sebelumnya, Direktur Keuangan Danamon Muljono Tjandra menjelaskan pencapaian itu didorong oleh kenaikan pendapatan operasional menjadi Rp9,4 triliun serta pre-provision operating profit (PPOP) senilai Rp4,3 triliun.

“Pencapaian tersebut berkontribusi terhadap laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp1,5 triliun,” kata Muljono dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan, kinerja pendapatan operasional didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan komisi. Sementara PPOP ditopang oleh kenaikan pendapatan operasional dengan tetap memprioritaskan investasi berkelanjutan untuk pembangunan fondasi bisnis.

Sementara itu, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh dua digit. Total kredit, termasuk trade finance, meningkat 14 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp183,9 triliun.

Sejalan dengan itu, DPK meningkat 15 persen yoy menjadi Rp146,1 triliun, berkat pertumbuhan granular funding sebesar 10 persen pada semester pertama 2024.

Secara umum, pertumbuhan kredit dan DPK didukung oleh pertumbuhan berkelanjutan di seluruh lini bisnis, di antaranya enterprise banking and financial instituion, consumer banking, SME Banking, dan Adira Finance.

Baca juga: Bank Danamon menargetkan pertumbuhan DPK 20 persen di akhir 2024
Baca juga: KPEI tandatangani PAPS demi perluas peran di pasar keuangan
Baca juga: Bank Jateng salurkan KUR sebesar Rp3,6 triliun

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024