Beirut (ANTARA) - Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengungkapkan adanya kekhawatiran bagi upaya diplomatik untuk mencegah perang di negara itu, di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah.

"Ada kemungkinan yang mengkhawatirkan bagi diplomasi yang ditujukan untuk mencegah perang dan menghentikan agresi Israel," kata Mikati, Rabu, dalam pertemuan kabinet untuk membahas rencana darurat pemerintah dalam menghadapi potensi serangan Israel ke Lebanon.

Mikati menegaskan kembali komitmen Lebanon terhadap implementasi Resolusi PBB 1701, yang menyerukan penghentian penuh permusuhan antara Lebanon dan Israel.

Ia berjanji bahwa pemerintah akan menggunakan semua kapasitas dan persahabatannya untuk melindungi Lebanon, karena kerasnya pendirian Israel mengancam upaya penghentian perang.

Kekhawatiran mengenai perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah meningkat di tengah-tengah serangan lintas batas selama berbulan-bulan.

Hizbullah mengancam akan melakukan serangan balasan setelah komandan utamanya, Fouad Shukr, terbunuh dalam serangan udara Israel di Beirut pada 30 Juli 2024.

Eskalasi konflik ini terjadi di tengah serangan gencar Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 korban sejak Oktober lalu, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Menteri Lebanon: Penasihat Biden ke Lebanon untuk "selamatkan muka AS"
Baca juga: Negara Barat serukan deeskalasi Timteng, sambil dukung Israel

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024