Kemenkes telah membuka sandbox kedua yang temanya berbeda. Kalau sekelas telemedisin ya sudah, ya tahun lalu
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan membuka kembali Regulatory Sandbox Inovasi Digital Kesehatan 2024 dengan tema diagnostik medis untuk pengujian dan penilaian guna memastikan inovasi digital kesehatan (IDK) sudah sesuai standar dan regulasi.

"Kemenkes telah membuka sandbox kedua yang temanya berbeda. Kalau sekelas telemedisin ya sudah, ya tahun lalu. Kita akan masuk ke area yang lain, seperti misalnya medical diagnosis," ujar Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Setiaji di Jakarta, Rabu.

Setiaji mengatakan sandbox diadakan untuk kali kedua menyusul kesuksesan di tahun lalu, di mana terdapat hampir 50 yang mendaftar, hingga akhirnya ada delapan yang mendapatkan pengawasan dan enam yang mendapatkan pembinaan dari Kemenkes.

Dia menjelaskan bahwa saat ini, diagnostik menggunakan teknologi sudah berkembang, contohnya untuk monitor darah, serta teknologi yang dapat dikenakan (wearable device) seperti jam tangan pintar atau kacamata pintar.

Dengan mengikuti sandbox, katanya, berbagai inovasi tersebut akan dinilai pemerintah dalam berbagai aspek, contohnya keamanan serta ketepatan alat ukur, sehingga masyarakat tidak akan ragu untuk menggunakan produk dari penyedia inovasi itu.

Menurutnya, keuntungan lainnya bagi para penyedia inovasi itu adalah mereka dapat memberikan saran dan masukan untuk pemerintah dalam merancang regulasi.

Adapun pendaftarannya, kata Setiaji, dibuka sampai tanggal 23 Agustus 2024. Sejumlah proses yang akan dilakukan dalam program itu termasuk uji skenario, tes langsung, serta rekomendasi terhadap IDK tersebut.

"Nah kalau perbaikannya tidak ditindaklanjuti, statusnya akan tercatat terus. Nggak naik kelas lah hasilnya. Tapi begitu sudah diberikan rekomendasi, dan kemudian ditindaklanjuti, lolos dari rekomendasinya nanti statusnya jadi dibina," katanya.

Dalam proses penilaian, kata Setiaji, ada panel yang berisi para ahli, contohnya dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan keamanan data.

Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa program tersebut akan terus berjalan, dan dengan tema yang berbeda-beda, seperti telesurgery dan toko kesehatan daring.

Baca juga: "Dokter: Penderita jantung wajib konsultasi sebelum aktivitas berat
Baca juga: Kemenkes pastikan vaksin HPV gratis bagi anak aman dan berkualitas
Baca juga: Cakupan uji coba skrining diperluas guna eliminasi kanker serviks

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024