"Memang ada rencana untuk mengumpulkan semua naskah kuno yang masih ada di masyarakat, tapi ini dilakukan secara bertahap sebab mengumpulkan itu bukan pekerjaan mudah," ujar Fahrizal Darminto di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan pelaksanaan sayembara dapat menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pengumpulan naskah kuno di tengah masyarakat.
"Kami yakin di kampung-kampung tepatnya di rumah tua itu banyak tersimpan naskah kuno sebagai pusaka. Jadi dengan sayembara ini masyarakat yang menyimpan naskah kuno bisa diserahkan ke museum," katanya.
Menurut dia, direncanakan bagi masyarakat yang memberikan naskah kuno tersebut untuk menambah jumlah koleksi naskah museum, pemerintah daerah dapat memberikan insentif dengan nilai tertentu.
Baca juga: Sekda Lampung minta percepat digitalisasi naskah kuno
Tanggapan lain dikatakan oleh Pamong Budaya Ahli Madya di Museum Lampung I Made Giri.
"Memang saat ini masih banyak naskah kuno yang ada di masyarakat. Dan yang ada di museum pun sudah cukup banyak tapi akan coba ditambah terus agar semakin banyak," ujar Pamong Budaya Ahli Madya di Museum Lampung I Made Giri.
Dia menjelaskan saat ini koleksi naskah kuno yang telah menjadi koleksi Museum Lampung ada beragam salah satunya seperti naskah dengan aksara Lampung kuno yang tertulis di gelumpai dari kulit kayu Halim, di dluwang, kemudian di bambu, dan tanduk binatang.
"Akan terus diupayakan agar koleksi bisa bertambah, sebab naskah-naskah kuno ini memiliki cara penanganan yang cukup rumit dan harus penuh kehati-hatian agar tidak rusak," tambahnya.
Baca juga: Delapan museum se-Sumatera pamerkan naskah kuno di Lampung
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024