Jakarta (ANTARA) - Tokoh di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kiai Zamzami Mahrus mengatakan bahwa para pengurus Nahdlatul Ulama (NU) di daerah-daerah pasti menilai tindakan yang dilakukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tentang perseteruannya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak masuk akal.
Dia mengatakan bahwa pengurus NU tersebut resah melihat kondisi tersebut. Menurutnya konflik tersebut harus disudahi karena PBNU tidak punya hak untuk mecampuri urusan internal PKB.
"Sebab PBNU dan PKB wadah organisasi yang berbeda. Harusnya pengurus NU menyadari posisi itu dengan tidak terus berpolemik dan menyudahi konflik," kata Zamzami dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya selaku Ketua Tanfidziyah PBNU harus menyadari posisi dan peran PBNU sebagai organisasi kemasyarakatan, bukan organisasi politik.
"Kalau begini kan PBNU sendiri yang melenceng dari khittah (garis besar perjuangan organisasi) untuk tidak berpolitik praktis. Apa yang dilakukan hari ini jelas melanggar khittah NU," kata dia.
Dia yakin bahwa pengurus wilayah dan pengurus cabang NU di daerah ingin mengungkapkan kegelisahannya melihat perseteruan PBNU dan PKB. Namun, mereka tidak bisa mengungkapkannya karena adanya benturan struktural.
"PBNU harus tetap menjaga khittahnya dan maqomnya sebagai ormas. Jangan masuk melakukan politik praktis. Untuk urusan politik kepercayaan sepenuhnya pada PKB," kata dia.
Sebelumnya, PBNU telah membentuk tim lima atau panitia khusus (pansus) yang bertujuan untuk merebut PKB agar kembali kepada ideologi awalnya.
Hal tersebut dilakukan lantaran elit PBNU melihat PKB tidak lagi berada dalam jalur ideologi NU dan hanya dikuasai oleh Muhaimin Iskandar serta kroni-kroninya saja.
Pembentukan pansus akan menyerupai tim yang awalnya melahirkan PKB di masa lalu.
Baca juga: PKB ingatkan PBNU untuk hentikan langkah kontraproduktif
Baca juga: PKB: Tidak ada muktamar tandingan selain yang diselenggarakan di Bali
Baca juga: Pengamat: Perlu komunikasi untuk selesaikan konflik PBNU-PKB
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024