Transformasi digital menjadi salah satu program prioritas Kemenag. Ini adalah sebuah keniscayaan karena sumber daya manusia Kemenag sangat banyak
Surabaya (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi kinerja Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama yang mampu menjalankan salah satu program prioritas yakni transformasi digital, utamanya pada pada aspek kediklatan.
"Transformasi digital menjadi salah satu program prioritas Kemenag. Ini adalah sebuah keniscayaan karena sumber daya manusia Kemenag sangat banyak, jumlahnya lebih dari 3,1 juta," ujar Menag Yaqut dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Transformasi digital yang dimaksud yakni penggunaan aplikasi MOOC Pintar dalam proses kediklatan. Program-program kediklatan berubah dari skema tradisional berbasis tatap muka ke pelatihan berbasis digital.
Pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan kerja Kementerian Agama kini menjadi jauh lebih mudah dan dapat menjangkau hingga ratusan ribu orang dalam satu kali penyelenggaraan.
Padahal dulu dengan pelatihan tatap muka, proses pelatihan memerlukan waktu yang panjang, anggaran yang tidak sedikit, serta jangkauan peserta yang terbatas.
"Mengingat SDM di Kemenag sangat banyak, tidak mungkin pelayanan pelatihan dilakukan secara manual," kata Yaqut.
Baca juga: Menag: Keterlibatan masyarakat kunci sukses program keluarga maslahat
Yaqut juga mengapresiasi gelaran Conference and Expose On Training yang mengusung tema ‘Impactful and Joyful Learning’ di Surabaya.
Menurutnya, sudah seharusnya kerja dan program Balitbang Diklat Kemenag memberikan dampak bagi perubahan organisasi dan masyarakat secara umum.
Untuk itu, inisiatif untuk memperluas akses pelatihan keagamaan bagi ormas keagamaan patut terus didukung.
"Semakin luas stakeholders, maka proses kediklatan harus semakin dikembangkan agar lebih menyenangkan," kata dia.
Yaqut berpesan bahwa Badan Litbang dan Diklat akan bertransformasi menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Berbekal pada transformasi digital yang sudah berjalan, maka perlu terus mengembangkan badan baru itu dengan pendekatan corporate university.
"Jangan kembali pada cara kerja yang lama dan manual. Terus belajar dan berinovasi, agar selalu berada di garis terdepan dalam pengembangan SDM," kata dia.
Baca juga: Jaringan Muslim Madani nilai Pansus Haji tidak ada gunanya
Baca juga: Menag sebut jamaah perlu diberi pemahaman soal kepadatan di Mina
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024