mengimbau masyarakat agar jangan menunda-nunda membawa pasien ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Hendry Yoseph Nainggolan, Sp.JP, FIHA menjelaskan penyebab “angin duduk” bukan karena sering terpapar angin malam atau kipas angin.

“Mungkin yang terpatri di pikiran orang awam adalah ketika angin duduk seperti masuk angin. Jadi kalau naik motor malam hari, terpapar angin, atau tidur di depan kipas angin akan terkena angin duduk. Bukan seperti itu ya,” jelas Hendry dalam diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan, Rabu.

Hendry menjelaskan angin duduk disebabkan karena penyakit jantung koroner. Penyakit ini muncul karena terjadi ketidakstabilan antara pasokan darah ke otot jantung.

Sehingga angin duduk terjadi bukan karena naik motor, terkena angin malam dan tidur di depan kipas angin. Kendati demikian, kondisi-kondisi tersebut juga mungkin dapat menurunkan vitalitas.

Apabila mencurigai mengalami angin duduk, Hendry mengimbau pasien segera dibawa ke tenaga kesehatan dan tak mendiagnosis sendiri.

“Serangan jantung atau angin duduk itu adalah suatu kondisi penyakit jantung yang memerlukan penanganan yang cepat. Jadi kalau menemukan sendiri atau keluarga dalam kondisi nyeri dada disertai sesak napas, berdebar, gelisah dan mencurigai ini sebagai serangan jantung, tolong segera bawa ke fasilitas kesehatan,” kata Hendry.

Hendry juga mengimbau masyarakat agar jangan menunda-nunda membawa pasien ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Selain itu, sebaiknya jangan memijat pasien atau membalur tubuh pasien dengan minyak tertentu.

Jika pertolongan cepat dilakukan, maka akan memberikan dampak yang positif bagi pasien.
Baca juga: Paparan polusi udara jangka panjang tingkatkan risiko penyakit jantung
Baca juga: Heartology gelar konferensi tingkatkan penanganan sakit jantung
Baca juga: DKI diminta sediakan alat pacu jantung di transportasi umum


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024