Batam (ANTARA News) - Bank Dunia mengklaim dalam seperempat abad ini, 400 juta orang di dunia keluar dari kondisi kemiskinan yang ekstrem, namun perhatian lebih besar tetap harus ditujukan kepada Afrika. Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz di Sidang Tahunan WB dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Singapura, Selasa, mengatakan, keadaan kemiskinan di Afrika masih mengerikan sehingga masyarakat dunia perlu membuat berbagai langkah lebih besar. Setelah seperempat abad yang paling sukses dalam melawan kemiskinan, ujarnya, penyelesaian konflik, pencegahan penyakit dan penguatan pemerintahan perlu dilancarkan guna memberi harapan lebih besar kepada jutaan orang, terutama di Afrika. Tantangan ke depan adalah memberikan kepada rakyat negara-negara paling miskin untuk mengontrol nasib mereka sendiri dengan menghapuskan berbagai rintangan menuju kehidupan yang lebih baik, mulai dari birokrasi berbiaya tinggi hingga pasar yang diproteksi. Masing-masing negara harus menemukan jalan sendiri, tetapi dengan melintasi berbagai kebudayaan dan kepercayaan, masyarakat dan negara-negara; rakyat akan mengejar mimpi-mimpi yang sama yaitu kesempatan untuk bersekolah, keamanan dari baiknya pekerjaan, kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak. Wolfowitz menegaskan, Bank Dunia tetap memberi prioritas pertama bagi Afika, tetapi yang mendesak adalah adanya langkah-langkah untuk mengakhiri konflik di beberapa negara benua tersebut. Selama lima tahun ini, konflik di 13 negara telah menurun menjadi lima. Masyarakat dunia, ujarnya, perlu kembali kepada janji memberikan dukungan lebih besar kepada Afrika dalamu membantu melawan berbagai penyakit seperti HIV/AIDS dan malaria. Bank Dunia berencana mencapai lebih dari 125 juta orang termasuk 30 juta anak-anak dalam upaya pencegahan penyakit malaria seperti dengan penyaluran 10 juta jaring nyamuk dan 15 juta dosis obat anti malaria.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006