Jakarta (ANTARA) - Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran sentral dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara. Lima sila dalam Pancasila mencerminkan nilai-nilai fundamental bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Namun, dalam era globalisasi dan modernisasi yang pesat, nilai-nilai Pancasila terancam mengalami distorsi atau penyimpangan.

Penyebaran budaya asing, perkembangan teknologi, dan perubahan pola pikir generasi muda sering kali menyebabkan distorsi nilai-nilai Pancasila. Fenomena seperti radikalisme, konsumerisme, dan individualisme yang kian marak menunjukkan bagaimana nilai-nilai asli bangsa ini terkikis oleh pengaruh eksternal.

Seorang pakar filsafat Pancasila Prof. Dr. Kaelan, M.S. mengatakan, tantangan terbesar dalam menjaga Pancasila adalah "kemampuan generasi muda untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut di tengah arus globalisasi yang deras."

Kaelan menegaskan bahwa tanpa upaya sadar dan sistematis, generasi muda bisa kehilangan jati diri bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan di Indonesia memiliki peran strategis dalam menanamkan dan menjaga nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda.

Gerakan Pramuka memiliki misi utama untuk membentuk karakter dan kepribadian generasi muda Indonesia. Melalui berbagai kegiatan yang terstruktur dan berjenjang,
Pramuka menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kerja sama, tanggung jawab, dan cinta tanah air yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Menurut Dr. H. Syamsul Maarif, M.Si., Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, "Gerakan Pramuka adalah wadah yang efektif untuk membentuk karakter bangsa yang Pancasilais, karena seluruh kegiatan dalam Pramuka diarahkan pada internalisasi nilai-nilai Pancasila."

Kegiatan seperti upacara bendera, latihan kepemimpinan, serta pengabdian masyarakat secara langsung mempraktikkan dan menguatkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Implementasi Nilai Pancasila dalam Kegiatan Pramuka

Dalam Gerakan Pramuka, nilai-nilai Pancasila diterapkan secara praktis melalui berbagai kegiatan.

Nilai dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, diimplementasikan dengan kegiatan keagamaan seperti doa bersama sebelum dan sesudah beraktivitas, serta pengenalan ajaran agama masing-masing anggota, menguatkan nilai-nilai spiritual dan toleransi beragama.

Penerapan nilai sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dalam Gerakan Pramuka diantaranya adalah dengan mendorong anggota untuk menghormati hak asasi manusia dan memperlakukan orang lain dengan adil. Kegiatan bakti sosial dan kerja sama dalam kelompok kecil menumbuhkan rasa empati dan keadilan.

Kegiatan persahabatan antardaerah dan suku dalam Pramuka memupuk semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Ini merupakan penerapan nilai Pancasila sila ketiga, Persatuan Indonesia. Anggota Pramuka belajar untuk menghargai keberagaman dan menjaga persatuan.

Sistem kepemimpinan dalam Pramuka yang demokratis, di mana keputusan diambil melalui musyawarah, mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan kebijaksanaan. Hal ini sesuai dengan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Sedangkan sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diimplementasikan melalui kegiatan Pramuka yang berbasis pengabdian kepada masyarakat, seperti membantu korban bencana alam, sehingga menjadi wujud nyata dari penerapan nilai keadilan sosial.

Pengaruh Pramuka terhadap Pencegahan Distorsi Nilai Pancasila

Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa anggota Pramuka memiliki pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila yang lebih kuat dibandingkan dengan non-anggota.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 85 persen anggota Pramuka aktif memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sementara pada kelompok non-anggota hanya mencapai 65 persen.

Prof. Dr. Sutaryo, M.Si., seorang peneliti senior di LIPI mengatakan, kegiatan Pramuka yang terstruktur dan konsisten dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan telah berhasil menciptakan generasi muda yang lebih tahan terhadap pengaruh negatif globalisasi.

Sutaryo juga menambahkan bahwa Pramuka berperan penting dalam membentuk "karakter generasi muda yang kuat, berwawasan kebangsaan, dan memiliki daya tahan terhadap distorsi nilai-nilai Pancasila."

Meskipun memiliki banyak keunggulan, Gerakan Pramuka juga menghadapi berbagai tantangan dalam mengoptimalkan perannya. Tantangan terbesar adalah bagaimana membuat kegiatan Pramuka tetap relevan dan menarik bagi generasi muda di era digital. Generasi muda saat ini lebih tertarik pada teknologi dan media sosial, yang sering kali menjadi saluran bagi distorsi nilai-nilai Pancasila.

Namun, tantangan ini juga membuka peluang. Pramuka dapat mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas penyampaian nilai-nilai Pancasila. Misalnya, dengan mengembangkan aplikasi pembelajaran interaktif berbasis nilai-nilai Pancasila, atau memanfaatkan media sosial untuk kampanye tentang pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan.

Pakar pendidikan karakter Dr. Ir. H. Budi Prayitno, M.T. mengatakan, "Integrasi teknologi dalam Gerakan Pramuka adalah kunci untuk memastikan relevansi dan daya tarik Pramuka di era modern, sekaligus memperkuat internalisasi nilai-nilai Pancasila." Ia menekankan pentingnya inovasi dalam kegiatan Pramuka untuk menjawab tantangan zaman tanpa mengorbankan esensi pendidikan karakter yang Pancasilais.

Pramuka di Era Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 menjadi ujian bagi Gerakan Pramuka dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di tengah keterbatasan fisik. Selama pandemi, Pramuka tetap aktif melalui kegiatan daring, seperti webinar, diskusi online, dan kampanye sosial di media digital. Inisiatif ini menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi Pramuka dalam menghadapi situasi krisis, sekaligus tetap menjaga esensi nilai-nilai Pancasila.

Sebagai contoh, Kwartir Daerah Jawa Barat mengadakan program "Pramuka Peduli" yang menggalang bantuan dan dukungan untuk masyarakat terdampak pandemi. Program ini tidak hanya menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi, tetapi juga menjadi sarana praktis bagi anggota Pramuka untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kondisi nyata.

Melalui kegiatan yang terstruktur dan berorientasi pada pendidikan karakter, Pramuka berhasil menanamkan dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda. Meskipun menghadapi tantangan, seperti relevansi di era digital, Pramuka tetap memiliki peluang besar untuk terus berkontribusi dalam menjaga keutuhan bangsa.

Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, Pramuka dapat lebih efektif dalam menghadapi tantangan zaman, sekaligus memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap menjadi landasan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, penguatan dan pengembangan Gerakan Pramuka harus terus didukung oleh semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta.

*) Lucky Akbar adalah ASN pada Kementerian Keuangan RI

Copyright © ANTARA 2024