Jakarta (ANTARA) -
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dari Jawa Timur, Abdussalam Shohib alias Gus Salam mengatakan bahwa akar rumput mulai resah melihat Pengurus Besar NU (PBNU) akhir-akhir yang melenceng jauh dari tugas utama, sehingga Musyawarah Luar Biasa (MLB) PBNU bisa terjadi kapan saja.
 
Dia mengatakan bahwa NU sejatinya memiliki peran untuk menyejukkan umat. Namun, dia menilai sikap-sikap intervensi justru menjadi gaya baru bagi PBNU.

"PBNU hari ini jauh dari kondusif. MLB merupakan bom waktu yang siap meledak kapan pun," kata Gus Salam dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dia mengungkapkan bahwa intervensi oleh PBNU saat ini bukan hanya dirasakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melainkan juga dirasakan oleh tingkat struktur PBNU itu sendiri. Jika nantinya terjadi MLB di PBNU, dia menilai hal tersebut sangat wajar terjadi.

"Apa yang terjadi di banyak tempat di Jawa Timur yang saya lihat dan rasakan sendiri, PBNU begitu arogan dan intimidatif," kata dia.

Padahal, menurutnya pengurus PBNU seharusnya paham bahwa secara aturan, PBNU dan PKB merupakan dua entitas berbeda. PKB diatur dalam aturan partai politik, sedangkan NU diatur dalam aturan organisasi kemasyarakatan (ormas).

Sebetulnya, kata dia, struktur-struktur NU di tingkatan cabang maupun wilayah sudah banyak yang mengusulkan agar MLB. Namun, kata dia, mereka takut untuk mengungkap hal itu sehingga tidak berani menyuarakan di luar.

Dia pun mengingatkan bahwa NU didirikan sebagai representasi kiai pesantren, ulama, dan tokoh di daerah. Tugas utamanya mendamaikan, kata dia, adalah menyejukkan, memberi nasihat dan solusi jika ada kelompok-kelompok masyarakat yang bertengkar.

"Nyatanya hari ini PBNU sumber kegaduhan, sering frontal, sering konfrontasi, sering menyimpang," katanya.
Baca juga: PKB ingatkan PBNU untuk hentikan langkah kontraproduktif
Baca juga: PBNU segera undang Muhaimin Iskandar bahas PKB
Baca juga: PKB secara personal undang tokoh NU hadir di muktamar

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024