Komitmen tersebut terjalin lewat pelatihan yang dilakukan oleh Pusat Riset Veteriner BRIN dengan Universitas Kanazawa, Yachiyo Engineering Co., Ltd. (YEC) serta Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism Jepang kepada para periset di lingkungan BRIN.
Baca juga: BRIN: Pengembang kota satelit baru harus pikirkan pengolahan sanitasi
Harimurti menekankan kajian untuk melihat potensi kemungkinan deteksi penyakit dari air limbah menjadi hal yang penting, sebab hal tersebut dapat menjadi acuan metode manajemen risiko yang berarti, sebagai langkah peningkatan Pandemic Preparedness and Response (PPR) secara berkelanjutan.
Ia mengungkapkan keunggulan dari WBE, salah satunya dapat menghasilkan hasil uji yang cepat dan meliputi cakupan yang luas.
Harimurti mengatakan tujuan dari kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas periset di BRIN dalam melakukan kegiatan riset di bidang WBE.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengurangan limbah industri batik cetak
Baca juga: Penerima pelatihan RISET-Pro didorong kembangkan inovasi dalam negeri
Selain dalam rangka meningkatkan kapasitas, kata dia, pelatihan ini juga untuk penguatan infrastruktur riset dan inovasi, yang diharapkan bisa digunakan untuk mendukung kegiatan riset bersama, juga untuk mendukung upaya pencegahan penyakit menular di Indonesia dan potensi pandemi di masa yang akan datang.
"Harapan ke depan, ada periset-periset di lingkup BRIN yang bekerja sama di dalam kegiatan ini. Tentu saja kegiatan ini akan membutuhkan kolaborasi dan dukungan dari BRIN dan stakeholder terkait pengendalian penyakit untuk kepentingan masyarakat," tutur Harimurti Nuradji.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024