catatan kami selama COVID-19 pada 2020-2022 awal, catatan yang saya pahami, memang online menggantikan tapi porsi transaksinya belum signifikan secara keseluruhan
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan mengatakan, ritel modern mengalami sejumlah transformasi sejak awal pandemi COVID-19 hingga tahun 2024.

Kasan menyebutkan toko-toko ritel modern mulai jarang dikunjungi masyarakat sejak pandemi dan secara perlahan mulai beralih dengan belanja secara daring atau digital.

"Maka catatan kami selama COVID-19 pada 2020-2022 awal, catatan yang saya pahami, memang online menggantikan tapi porsi transaksinya belum signifikan secara keseluruhan," ujar Kasan dalam pembukaan Gambir Trade Talk Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Kasan menyampaikan, saat ini ritel modern yang berada di area gedung berskala besar atau pusat perbelanjaan besar mulai ditinggalkan. Namun hal ini berlaku secara global, dan belum terlihat di Indonesia.

Ritel modern di negara maju dan Indonesia masih cukup diminati. Namun kini, sebagian besar ritel modern sudah mulai memiliki toko daring.

"Ini tentu transformasi di ritel modern, akan seperti apa ke depannya, apa tetap akan mengandalkan transaksi secara online tapi tetap ada tokonya," katanya.

Sementara itu, Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Laksmi Kusumawati menyebutkan, bisnis ritel akan menghadapi sejumlah tantangan di era digital seperti kompetisi harga, loyalitas konsumen, keamanan data, adaptasi teknologi hingga perubahan perilaku.

Laksmi menjelaskan, kompetisi harga merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dan memaksa peritel untuk menurunkan harga dan margin keuntungan untuk dapat bersaing dengan para pelaku usaha lainnya.

Hal ini juga berkaitan erat dengan loyalitas konsumen terhadap minat produk yang diinginkan.

"Adaptasi teknologi juga sangat diperlukan yang mengharuskan peritel untuk bisa terus berinovasi di dalam pembaruan, pelatihan dan teknologi-teknologi baru, dan lainnya," ujar Laksmi.

Lebih lanjut, perubahan perilaku konsumen harus menjadi perhatian konsumen. Menurut Laksmi, mau tidak mau peritel harus mencari tahu bagaimana cara berinteraksi dengan konsumen untuk mendapatkan strategi bisnis dan pemasaran yang baru.

Baca juga: Kemenkop UKM tegaskan akan lindungi UMKM dari ancaman ritel modern
Baca juga: Wamendag Jerry dorong ekspor Indonesia melalui ritel Rusia
Baca juga: Hippindo: Bea 200 persen kurang tepat lindungi ritel dari impor ilegal

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024