Komunikasi menjadi bagian penting dalam melibatkan masyarakat miskin dalam program pembangunan. Kita harus datang lewat pemahaman mereka, jangan memaksakan pola dan pendekatan dari atas,"

Jakarta (ANTARA News) - Keberhasilan pembangunan nasional tidak hanya terkait pengembangan wilayah, namun mampu mewujudkan prinsip keadilan sosial dan mengikutsertakan kelompok masyarakat miskin dalam proses pembangunan itu sendiri.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengemukakan hal itu Kuliah Umum Ekonomi Kerakyatan yang diadakan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), di Auditorium MM UGM, Yogyakarta, Selasa.

Dalam keterangan tertulisnya itu, Soekarwo mengatakan, pembangunan itu jika dilihat dari konteks ekonomi harus memenuhi prinsip efisien dan efektifitas, namun tetap harus memegang prinsip keadilan sosial menjadi hal utama.

Menurut Pakde Karwo (panggilan akrab Soekarwo) itu, sejumlah strategi dan pendekatan yang dia lakukan dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan di Jatim, antara lain melakukan cash transfer (bantuan tunai), memberikan pinjaman lunak terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi lewat Bank UMKM, fasilitas gathering untuk korporasi.

Dia menegaskan pentingnya komunikasi yang efektif dalam melakukan pendekatan pembangunan bagi kelompok masyarakat miskin.

"Komunikasi menjadi bagian penting dalam melibatkan masyarakat miskin dalam program pembangunan. Kita harus datang lewat pemahaman mereka, jangan memaksakan pola dan pendekatan dari atas," kata Gubernur yang memegang gelar Doktor Hukum itu.

Soekarwo juga menyatakan, empat program strategis pembangunan yang dia jalankan yaitu, pro-growth (pro-pertumbuhan), pro-job (pro-pembukaan lapangan kerja), pro-poor (pro-rakyat miskin), dan pro-environment (pro-lingkungan).

Program itu dijalankan dalam program teknis pembangunan yakni pembangunan infrastruktur perdesaan, infrastuktur pengairan dan air bersih, pembangunan infrastruktur wilayah, koperasi wanita, rehabilitasi lahan kritis dan hutan rakyat, pengendalian pencemaran Sungai Berantas dan Bengawan Solo, membangun sekolah lapang pertanian dan sekolah kejuruan, dan jalin kesra bantuan rumah tangga miskin.

Pakde Karwo menamabhkan, berbagai program berhasil mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Jawa Timur, seperti angka kemiskinan di Jawa Timur pada 2013 sekitar 12,73 persen turun dari 16,68 persen di 2009, serta jumlah pengangguran turun dari 7,87 persen pada 2009 menjadi 6,25 persen pada 2013.

"Pembangunan berkelanjutan yang berpusat dari rakyat, inklusif dan partisipatoris harus terus dilakukan. Intinya pertumbuhan harus disertai dengan pemerataan dengan prinsip keberpihakan kepada rakyat miskin," kata figur yang diusulkan sejumlah pihak menjadi bakal calon presiden tersebut.

Sementara itu, Guru Besar FE-UGM, Gunawan Sumodiningrat mengapresiasi kebijakan-kebijakan Pakde Karwo yang pro-rakyat, memihak pertanian, mendorng UMKM dan pembangunan perdesaan.

"Apa yang dilakukan Pakde Karwo sebuah pendekatan yang inovatif dan pro-rakyat. Ini juga yang kami kaji dan pikirkan di Ekonomi Kerakyatan Fakultas Ekonomi Bisnis UGM," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014