Surabaya (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufik menyebutkan pengembangan talenta menjadi kunci dalam membangun daya saing, tak hanya lagi berdasarkan pada kapital yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga. 

"Peradaban dunia tidak hanya penguatan kapital tapi talenta yang menentukan jatuh bangunnya bangsa kita," ujar Taufik saat menjadi pembicara pada "Konference and Expose On Training" Balitbang Diklat Kementerian Agama (Kemenag) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa malam.

Taufik mengatakan ASN harus dibangun pada sebuah kesadaran akan pentingnya pelatihan yang berdampak nyata dalam setiap kinerjanya. Pelatihan yang dibuat tidak boleh lagi berorientasi sekedar pemenuhan tuntutan maupun mengejar sertifikat semata.

Ia mengapresiasi langkah Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Diklat Kemenag yang tak hanya mentransformasi kompetensi 
Aparatur Sipil Negara (ASN), tetapi sekaligus menciptakan ekosistem.

"Para pejuang inovasi dari badan lembaga litbang, terobosan dan pemikiran dari Badan Litbang, film musik, naskah-naskah yang didigitalisasikan. Ini rangkaian yang sangat penting," kata dia.

Ia juga memuji upaya transformasi digital yang selama ini dilakukan Kementerian Agama sehingga bisa menjadi panduan bagi instansi atau lembaga lainnya.

Baca juga: Balitbang Diklat ingin agar setiap pelatihan membuat peserta rileks 
Baca juga: Balitbang Diklat Kemenag teken MoU dengan 7 kampus perkuat moderasi

Taufik mengatakan bahwa mengelola umat yang beragam dengan satuan kerja dengan jumlah banyak menjadi tantangan besar bagi Kemenag.

Namun, kata dia, dengan keseriusan yang Kemenag dan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas, transformasi digital berhasil dikembangkan dalam setiap layanan di Kemenag.

"MOOC Pintar yang dikembangkan Balitbang Diklat Kemenag mampu menjangkau pelatihan hingga jutaan orang, sementara yang lain susah. Selain itu bisa menghemat hingga triliunan," kata dia.

​​​​​​Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno mengatakan, satuan kerja yang dipimpinnya layaknya dapur bagi Kementerian Agama.

Balitbang Diklat harus menciptakan ASN yang berkompetensi. Karena itu, kata dia, perlu berbagai menu baru dalam setiap pelatihan SDM dan layanan agar setiap program yang diluncurkan mampu diterjemahkan dengan baik oleh ASN.

"Balitbang Diklat juga punya tugas berat, tetap menjadi penyangga kebijakan Kementerian Agama dalam bentuk 'policy brief'. Makanya kita 'updating: terkait isu-isu keagamaan, pendidikan keagamaan dan kemasyarakatan," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024