Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat 10 poin menjadi Rp11.358 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp11.368 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah mendapat sentimen positif dari respons pelaku pasar terhadap kesiapan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menghadapi kebijakan moneter The Federal Reserve Amerika Serikat.
"The Fed rencananya akan menaikan suku bunganya paska pengurangan stimulus keuangannya selesai dilakukan. Kondisi itu sempat menggoyahkan mata uang rupiah, namun pemerintah dan BI menyatakan kesiapannya menghadapi itu," kata dia.
Menurut dia, kenaikan nilai tukar rupiah juga berkaitan dengan ekspektasi pasar tentang kemungkinan Tiongkok melakukan pelanggaran setelah indeks manufakturnya turun.
"Pasar keuangan domestik menyambut baik kemungkinan itu, terlihat mata uang yuan juga mengalami penguatan," kata dia.
Sementara Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia setelah data manufaktur AS melambat.
"Melambatnya data manufaktur AS tersebut melengkapi pelambatan data manufaktur negara-negara Euro," kata dia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014