Setelah kami mengecek, ternyata memberi manfaat kepada masyarakat dan sawah kembali teraliri air
Banda Aceh (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Sudaryono mengecek pelaksanaan program pompanisasi di pedalaman Kabupaten Aceh Besar.

Pengecekan program pompanisasi dilakukan di Gampong (desa) Keureuweung Blang Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Selasa.

Dalam pengecekan tersebut, Wamentan RI Sudaryono didampingi Anggota DPR RI TA Khalid, dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal beserta unsur Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.

"Pengecekan ini kami lakukan untuk memastikan program pompanisasi berjalan seperti yang diharapkan. Setelah kami mengecek, ternyata memberi manfaat kepada masyarakat dan sawah kembali teraliri air," kata Sudaryono.

Wamentan menyebutkan masyarakat setempat yang sebagian besar petani sudah lima tahun mengalami gagal panen karena areal persawahan kekeringan. Padahal, sumber air di desa tersebut cukup banyak dan musim kemarau tidak pernah kering.

Baca juga: Kementan bantu 1.051 pompa air untuk petani Aceh

Baca juga: Kementan evaluasi Program YESS demi tingkatkan petani muda


"Hanya saja, sungai yang menjadi sumber air posisinya di bawah. Sedangkan di atasnya ada ratusan hektare areal persawahan yang kekeringan. Dengan program pompanisasi, akhirnya sawah masyarakat tersebut bisa terairi," katanya.

Setelah melihat langsung kondisi di lapangan, kata Sudaryono, pihaknya berencana menambah unit pompa, sehingga lahan yang ada di pedalaman Aceh Besar tersebut terairi.

"Program pompanisasi ini sebagai wujud negara hadir membantu petani yang kesulitan. Bantuan pompanisasi ini tidak hanya di Aceh Besar, tetapi juga di Aceh dan seluruh Indonesia," kata Sudaryono.

Kedatangan Wamentan beserta rombongan tersebut disambut antusias masyarakat. Masyarakat berharap kedatangan Sudaryono memberi solusi bagi mereka karena sejak lima tahun terakhir selalu gagal panen karena sawah kekeringan.

"Sawah kami kekeringan sejak lima tahun terakhir. Padahal, di tempat kami ada sungai yang tidak pernah kering. Tidak jadi dari desa kami ada waduk besar, tetapi air tidak pernah sampai ke sawah kami," kata Tengku Asaad, petani setempat.

Kini, kata dia, program pompanisasi sudah mulai dirasakan petani. Padi di sawah mulai terlihat tumbuh dengan subur. Program pompanisasi menjadi solusi bagi sebagian besar masyarakat di pedalaman Aceh Besar tersebut.

"Luas sawah di tempat ini mencapai 210 hektare. Sekarang, baru ada satu unit pompa yang hanya bisa mengairi sekitar 30 hektare. Jadi, kami berharap ada penambahan enam hingga tujuh unit pompa agar seluruh sawah bisa diairi dengan program pompanisasi," kata Tengku Asaad.

Baca juga: Mentan menekankan jajaran lakukan terbaik hadapi potensi krisis pangan

Baca juga: Wamentan minta daerah optimalkan pompanisasi agar produksi padi naik

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024