Jakarta (ANTARA News) - Andrew Jee, abang dari penumpang Malaysia Airlines MH370 bernama Jee Jin Hang terkejut seketika saat mendengar pengumuman Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tentang nasib MH370 yang kemudian diumumkan jatuh di Samudera Hindia itu.

Jee (42) berharap misi SAR bisa menemukan jenasah para penumpang sehingga mereka bisa melewati perpisahan terakhir yang layak untuk tragedi ini.

"Perasaan saya campur baur atas pengumuman itu. Kami sangat sedih mendengar berita itu namun kami harus menerimanya. Saya berharap pihak berwenang akan menemukan jenasah adik saya sehinga kami bisa melakukan perpisahan terakhir yang layak," kata dia dengan suara terbata-bata ketika dihubungi New Straits Times.

Jee berharap tim SAR dapat menemukan kotak hitam penerbangan Malaysia Airlines itu sehingga bisa menyingkap apa yang menyebabkan tragedi itu.

Jin Hang, seorang programer komputer, pergi ke Beijing untuk kunjungan bisnis dalam penerbangan MH370.

Sementara itu adik dari penumpang lainnya dari pesawat naas tersebut, Chew Kar Mooi (31), mengaku sudah kehilangan kata-kata untuk melukiskan reaksinya setelah mendengar pengumuman itu.

Chew Kar Eng dengan sopan menolak diwawancarai dengan alasan harus menemui keluarganya di rumahnya di Kerpan. "Tolong beri kami kesempatan untuk berduka. Orang tua saya sangat terpukul oleh kabar ini," kata dia.

Sementara itu dari George Town, Malaysia, seorang ayah dari penumpang MH370 kelahiran Penang mengungkapkan kesedihannya setelah mendengar kabar mengenai akhir nasib MH370 yang jatuh di Samudera Hindia.

Guan Kak Heng (69) berkata kepada New Straits Times dia sangat terpukul oleh kabar tersebut. Anak perempuannya, Huan Jin (34), adalah salah seorang penumpang jet yang menghilang sejak 17 hari lalu itu.

Dia mengaku menyaksikan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak menyampaikan kabar buruk itu.

"Maaf sekali saya tak berbicara banyak. Saat ini saya lagi sedih sekali," kata dia namun dengan suara tenang sebelum menutup teleponnya.

sumber: New Straits Times

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014