Jakarta (ANTARA) - Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri(BSKDN) Kementerian Dalam Negeri menjajaki potensi kerja sama dengan Pemerintah Uzbekistan, khususnya terkait sister province antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) dengan Samarqand regional yang ada di Uzbekistan.

Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo mengungkapkan kerja sama tersebut meliputi bidang kebudayaan, perdagangan dan sejumlah bidang lainnya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

"Kerja sama ini (direncanakan) untuk memperkuat bidang kebudayaan, lalu meningkatkan pemahaman tentang kebudayaan kedua belah pihak lalu berikutnya untuk perdagangan, dan beberapa hal yang mungkin saja kita bisa jajaki lewat pertemuan kali ini," kata Yusharto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Tidak hanya dalam bidang budaya, dia menyebutkan potensi kerja sama juga dapat dilakukan dalam bidang pariwisata, teknologi pertanian, promosi dialog antar agama, penguatan harmonisasi sosial.

Berikutnya, terkait pengembangan infrastruktur, pertukaran pelajar, dan penelitian bersama.

"Dari kemungkinan penjajakan ini, kita bisa melihat kemungkinan untuk bisa menggunakan fasilitas atau katakanlah program yang sudah disiapkan oleh Indonesia Eurasia International Council atau Himpunan Petani Sejahtera Mandiri Indonesia (HPSMI) sebagai mitra kita," terangnya.

Lebih lanjut, sebagai negara terbesar di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki beragam potensi yang dikelola dengan baik.

Dalam hal ini pertanian, kapas, gandum, buah dan sayur menjadi produk utama pertanian Uzbekistan.

Tidak heran apabila disebutkan pertanian Uzbekistan menyumbang sekitar 25 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara.

Keberhasilan tersebut dapat menjadi potensi kerja sama bagi Indonesia sebagai negara agraris.

"Prinsipnya kami siap memfasilitasi terjadinya kerja sama ini dan menindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang relevan," pungkas Yusharto.
 

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024