Posko ini memperkuat langkah mitigasi dan pencegahan dampak kekeringan yang bisa mengganggu produktivitas lahan pertanian
Majalengka, Jawa Barat (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, membentuk Posko Siaga Ketahanan Pangan Musim Kemarau sebagai strategi dalam menjaga lahan pertanian di daerah itu tetap produktif saat musim kemarau.
 
“Posko ini memperkuat langkah mitigasi dan pencegahan terhadap dampak kekeringan yang bisa mengganggu produktivitas lahan pertanian,” kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Majalengka Encu di Majalengka, Selasa.
 
Ia menjelaskan pembentukan posko tersebut melibatkan instansi terkait, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka untuk pemetaan kawasan rawan kekeringan.
 
Selain itu, DKP3 sudah mengerahkan puluhan petugas penyuluh pertanian se-Kabupaten Majalengka guna membantu petani dalam menjaga tanaman padi agar mendapatkan pengairan yang cukup selama musim kemarau.
 
“Kami berupaya memanfaatkan embung yang ada, karena sumber utama pengairan di beberapa wilayah Majalengka berasal dari situ. Posko dan tim ini bertugas untuk memantau pemakaian air agar lebih efektif,” ujarnya.

Baca juga: BIJB Kertajati selesaikan layanan penerbangan haji tahun 2024

Baca juga: Majalengka dapat bantuan 107 pompa air guna tingkatkan produksi padi

 
Encu menuturkan sejauh ini upaya pencegahan terhadap dampak bencana kekeringan sudah dilakukan di Majalengka. Salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan 107 unit mesin pompa air.
 
Mesin tersebut, lanjut dia, dipakai untuk menyedot air dari sumber air permukaan terdekat seperti embung maupun sungai supaya bisa dialirkan ke lahan pertanian.
 
“Penggunaan mesin pompa air dari bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) RI sudah berjalan dengan baik. Namun kami upayakan agar ditambah, karena idealnya yang dibutuhkan ini sekitar 543 unit,” tuturnya.
 
Lebih lanjut, Encu menyampaikan berdasarkan pendataan saat ini terdapat 1.098 hektare lahan pertanian di Majalengka yang mengalami kekeringan, tetapi statusnya tidak darurat.
 
Ia menyebutkan luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan itu justru berkurang 98 hektare, bila dibandingkan pada data 2022 sekitar 1.196 hektare.
 
Pihaknya menekankan bakal terus membantu petani untuk mengamankan produktivitas pertanian di Majalengka, dengan harapan areal tersebut tidak mengalami puso atau gagal panen.
 
“Apabila sawah milik petani jauh jaraknya dengan sumber air, kami bantu sediakan mesin pompa dengan daya lebih besar agar bisa menyedot air dalam jumlah banyak untuk pengairan,” ucap dia.

Baca juga: Pisang Apuy dan bawang Nunuk resmi jadi varietas lokal Majalengka

Baca juga: Pemkab Majalengka: Retribusi PTKA sudah 20,65 persen hingga Mei 2024

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024