BPBD telah menyusun pola mitigasi yang melibatkan relawan lokal dan warga
Majalengka (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, membentuk desa tangguh bencana untuk melibatkan warga dalam melakukan upaya pencegahan terhadap dampak kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau.

"Kami memiliki 330 desa dan 13 kelurahan di Majalengka. Sebagian besarnya sedang dibentuk desa tangguh bencana untuk menghadapi kekeringan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Majalengka Rachmat Kartono di Majalengka, Selasa.

Pembentukan desa tangguh bencana ini, kata dia, sebagai respons lebih lanjut terkait penetapan status siaga darurat ancaman kekeringan dan karhutla pada 2024 di Majalengka.

Rachmat menjelaskan fokus utama dalam program ini adalah memberdayakan, melatih dan meningkatkan kapasitas warga serta relawan untuk mampu melakukan penanganan terhadap bencana sebelum petugas BPBD tiba di lokasi kejadian.

“BPBD telah menyusun pola mitigasi yang melibatkan relawan lokal dan warga. Salah satunya pembentukan desa tangguh bencana ini. Kami tinggal menunggu surat keputusan (SK) dari masing-masing pemerintah desa (pemdes),” ujarnya.

Baca juga: BPBD Bondowoso bentuk 32 Desa Tangguh Bencana
Baca juga: BPBD Jatim bentuk Destana wilayah terdampak lahar dingin Semeru


Setelah terbentuk, BPBD Majalengka akan langsung menyelenggarakan pelatihan dasar bagi warga serta relawan yang terdaftar terkait cara menanggulangi, mitigasi dan mengurangi risiko dari dampak terjadinya bencana.

Ia menyebutkan apabila desa tersebut sudah memiliki kapasitas tersebut, maka pihaknya bisa menaikkan status pada program ini ke level lebih tinggi dengan membentuk kecamatan tangguh bencana.

“Dengan langkah ini, kami akan memiliki jaringan yang lebih efektif dalam penanganan bencana," ujarnya.

Rachmat menambahkan pemerintah daerah telah menetapkan masa siaga darurat sesuai dengan SK Bupati Majalengka nomor 100.3.3.2/KEP.670-BPB/2024 yang berlaku dari 1 Juni hingga 31 Oktober 2024.

“Masa siaga darurat dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkah ini dirancang untuk mengatasi potensi bencana selama musim kemarau,” katanya.

Baca juga: Kemenko PMK: Destana tingkatkan kapasitas warga desa hadapi bencana
Baca juga: BPBD DIY siagakan relawan desa tangguh bencana hadapi cuaca ekstrem
Baca juga: Cirebon bentuk desa tangguh bencana untuk mengurangi risiko bencana

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024