... Jerman tidak menuntut terlalu banyak. Hanya nilai bidang studi harus di atas 7 dan kemampuan berbahasa Jerman yang mumpuni... biaya kuliah di Jerman lebih murah --bisa hingga 10 kali lebih murah-- ketimbang di Amerika atau Australia... "
Jakarta (ANTARA News) - Minat siswa Indonesia menempuh kuliah di Jerman dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan hingga lebih dari 100 persen, kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Jerman periode, Dr Eddy Pratomo.
"Dari sekitar 1.500 siswa melejit hingga 4.000 siswa pada 2013. Kondisi ini seperti saat Pak Habibie menjadi presiden kita pada 1998. Antusias masyarakat Indonesia yang belajar ke Jerman begitu tinggi," katanya di Jakarta, Senin, terkait rencana pameran pendidikan Jerman di Jakarta.
Kenaikan angka itu memang tak lepas dari upaya Kedutaan Besar Indonesia di Jerman yang mendukung lembaga-lembaga pendidikan Indonesia yang mempromosikan pendidikan di Jerman.
Selain itu, saat itu juga mulai diterapkan program penghapusan utang Indonesia ke Jerman yang dialihkan ke pendidikan.
"Program itu dialokasikan untuk tingkat doktoral guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Program untuk para dosen itu berlaku cukup panjang hingga 10 tahun," katanya.
Saat ini, sudah masuk tahun keenam. Jumlah pesertanya waktu itu masih minim baru 200 orang dari sekitar 5.000 orang yang dialokasikan.
"Bukan karena tak ada peminat, tetapi baru sejumlah itu yang memenuhi syarat. Seleksinya memang sangat ketat," kata pria yang kini aktif di lembaga konsultasi pendidikan Jerman Go Deutschland itu.
Ia menambahkan Jerman masih menjadi pilihan kuliah jenjang sarjana karena selain mutu pendidikannya, biaya kuliah di Jerman lebih murah --bisa hingga 10 kali lebih murah-- ketimbang di Amerika atau Australia.
"Meski biaya pendidikannya jauh lebih murah, kuliah di Jerman tak mudah. Karena semua perkuliahan, terutama jenjang S-1 dilaksanakan dalam Bahasa Jerman. Hal ini merupakan nilai tambah bagi para mahasiswa karena harus belajar bahasa selain Inggris," ujar dia, didampingi Annie Yusuf, Direktur Go Deutschland.
Padahal, lanjutnya, pihak Jerman tidak menuntut terlalu banyak. Hanya nilai bidang studi harus di atas 7 dan kemampuan berbahasa Jerman yang mumpuni dengan dibuktikan lewat sertifikat level B1 yang dikeluarkan Goethe Institute.
"Cukup banyak siswa Indonesia yang tertahan tak bisa berangkat karena kemampuan bahasa Jermannya yang belum memenuhi syarat. Harus menunggu beberapa bulan lagi, sampai dinyatakan lulus seleksi," kata Pratomo.
Terkait program studi yang menjadi pilihan favorit mahasiswa Indonesia di Jerman, ia menyebutkan, antara lain teknik, arsitektur, komputer, bisnis dan ekonomi, sedangkan ilmu-ilmu sosial lainnya ada peminat, namun jumlahnya sangat kecil.
Soal biaya hidup di Jerman, dia mengatakan hal itu tergantung gaya hidup seseorang. Tak ada patokan harga. Namun, biaya dibutuhkan minimum sekitar Rp5 juta-Rp7 juta per bulan, termasuk akomodasi dan penginapan.
Pewarta: Zita Meirina
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014