"Kini, saya merawat Mo Mo. Mo Mo dan saya sudah seperti keluarga karena kami telah bersama selama bertahun-tahun. Saya juga bangga dapat merawat Mo Mo karena dia pintar dan cerdas. Dia adalah ciri khas Kebun Binatang Yangon," kata Aung Win, seoran
Jakarta (ANTARA) - Dalam rangka merayakan Hari Gajah Sedunia, Kebun Binatang Yangon di Myanmar menggelar acara spesial pada Minggu (11/8), dengan menampilkan stan edukasi di dekat pojok gajah guna meningkatkan kesadaran mengenai pelestarian satwa raksasa tersebut.

Meskipun Hari Gajah Sedunia secara resmi jatuh pada Senin (12/8), otoritas kebun binatang tersebut memulai kampanye kesadaran mereka pada Minggu, yang merupakan hari libur umum, ketika jumlah pengunjung di kebun binatang itu biasanya lebih tinggi.

Dr Tun Myint, kepala dokter hewan di Kebun Binatang Yangon, pada Minggu menekankan pentingnya upaya untuk melestarikan gajah, mengatakan, "Karena gajah terancam punah, kami pun merawat mereka secara khusus."
 
Gajah asia mandi di Taman Zoologi Yangon di Yangon, Myanmar, 11 Agustus 2024. ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe



"Gajah memainkan peranan penting dalam menjaga ekosistem, jadi kami melakukan program kesadaran untuk membantu melestarikan mereka," kata Tun, seraya menambahkan bahwa beberapa negara bahkan tidak memiliki gajah, sehingga upaya pelestarian menjadi semakin penting.   

Mengingat kembali kenangannya, Daw Ohmar mengatakan, "Saya memberi makan tebu kepadanya saat saya berkunjung ke sini untuk pertama kalinya pada usia sekitar delapan tahun. Kini, saya berada di sini untuk kedua kalinya dan menemani putri saya."
"Kami bangga dapat melestarikan keanekaragaman hayati dengan merawat gajah," imbuhnya.

Saat ini Kebun Binatang Yangon menampung empat ekor gajah. Salah satunya adalah Mo Mo, gajah Asia tertua mereka, yang selalu merebut hati para pengunjung. Mo Mo tiba di Kebun Binatang Yangon pada 1961 saat berusia sekitar tujuh tahun, dan kini usianya hampir 71 tahun. Umur panjang dan vitalitasnya menjadikan Mo Mo sosok ikonik di kebun binatang tersebut, dikagumi oleh pengunjung dari berbagai generasi, tutur otoritas kebun binatang.

Para pengunjung kerap berbagi cerita pribadi tentang Mo Mo saat ditanya soal gajah dan Hari Gajah Sedunia.

Daw Ohmar Htay (39) merupakan salah satu pengunjung pada Minggu itu. Sambil berdiri di dekat kandang gajah, dia memanggil nama Mo Mo, antusias untuk mengenali gajah yang masih dia ingat sejak masa kecilnya. Setelah beberapa kali mencoba, Daw menunjuk salah satu gajah dan menebak bahwa gajah tersebut adalah Mo Mo.
 
Pengunjung melihat gajah asia di Taman Zoologi Yangon di Yangon, Myanmar, 11 Agustus 2024. ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe



Mengingat kembali kenangannya, Daw Ohmar mengatakan, "Saya memberi makan tebu kepadanya saat saya berkunjung ke sini untuk pertama kalinya pada usia sekitar delapan tahun. Kini, saya berada di sini untuk kedua kalinya dan menemani putri saya."   

Aung Win Thaung, seorang penjaga gajah senior yang telah bekerja di kebun binatang itu selama lebih dari satu dekade, berbicara tentang hubungannya yang mendalam dengan Mo Mo. "Saya mencintai gajah. Saya sudah tertarik dengan gajah sejak saya masih muda," ungkapnya.

Menurut Daw, sudah lebih dari 30 tahun sejak terakhir kali dia melihat Mo Mo. "Saya menyukainya karena dia pintar," kata Daw, seraya menambahkan bahwa dia yakin Mo Mo mengerti bahasa manusia dan merespons saat dia memanggil namanya.

Antt Htoo Myat (10), yang telah mengunjungi Kebun Binatang Yangon sekitar delapan kali, mengungkapkan kesukaannya pada Mo Mo. "Mo Mo sudah seperti teman saya. Setiap kali saya datang ke sini, saya selalu bertemu dengan Mo Mo," ujarnya.

Kecintaan Antt pada gajah tidak hanya di kebun binatang. Dia juga pernah melihat gajah di desa kakeknya dan menyimpan foto-foto gajah di rumah. "Saya sebenarnya ingin gajah-gajah itu berada di alam liar agar mereka dapat bergerak bebas," katanya, menjelaskan bahwa kecintaannya pada gajah dimulai semenjak masih kecil.

Antt juga berharap dapat membagikan kecintaannya terhadap gajah kepada orang lain. "Saya ingin menabung untuk membawa teman-teman saya melihat gajah," tuturnya. "Sebagian besar teman saya tidak menyukai gajah, tetapi saya pikir mereka akan menyukai gajah saat bertemu Mo Mo dan yang lainnya."
 
Gajah asia berjalan-jalan di Taman Zoologi Yangon di Yangon, Myanmar, 11 Agustus 2024. ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe



Aung Win Thaung, seorang penjaga gajah senior yang telah bekerja di kebun binatang itu selama lebih dari satu dekade, berbicara tentang hubungannya yang mendalam dengan Mo Mo. "Saya mencintai gajah. Saya sudah tertarik dengan gajah sejak saya masih muda," ungkapnya

"Kini, saya merawat Mo Mo. Mo Mo dan saya sudah seperti keluarga karena kami telah bersama selama bertahun-tahun. Saya juga bangga dapat merawat Mo Mo karena dia pintar dan cerdas. Dia adalah ciri khas Kebun Binatang Yangon," kata Aung Win.

Tanggal 12 Agustus diperingati sebagai Hari Gajah Sedunia, sebuah acara tahunan internasional untuk menarik perhatian publik pada kondisi gajah asia dan gajah afrika yang sangat mengkhawatirkan.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024