Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa ditutup meningkat di tengah pasar data inflasi produsen Amerika Serikat (AS).
 
Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah menguat 122 poin atau 0,77 persen menjadi Rp15.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.955 per dolar AS.
 
"Saat ini investor masih menunggu data indeks harga produsen dan indeks harga konsumen AS yang akan dirilis minggu ini guna mendapatkan lebih banyak informasi terkait kemungkinan penurunan suku bunga," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Selasa.
 
Taufan menuturkan pergerakan mata uang Rupiah mengalami penguatan di tengah spekulasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau The Fed.

Baca juga: Rupiah menguat didukung meningkatnya prospek penurunan suku bunga Fed
 
Optimisme pelaku pasar kembali meningkat setelah Gubernur The Fed, Michelle Bowman, melunakkan nada hawkish-nya dengan menyatakan bahwa adanya beberapa kemajuan yang mengindikasikan bahwa inflasi bergerak menurun secara berkelanjutan dalam beberapa bulan terakhir.
 
Dalam pernyataannya pada hari Sabtu (10/8) tersebut, Bowman mengungkapkan bahwa jika data ekonomi terus menunjukkan inflasi bergerak menuju target 2 persen, maka penurunan suku bunga akan dapat dilakukan secara bertahap.
 
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa naik ke level Rp15.885 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.963 per dolar AS.
   
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024