Yogyakarta (ANTARA) - Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar program Residensi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2024 sebagai bagian dari upaya pemerintah melestarikan budaya Indonesia.

"Residensi Pemajuan Kebudayaan ini diharapkan menjadi sarana untuk melestarikan budaya Indonesia, sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda sebagai bentuk pembinaan para pelaku budaya," kata Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan di Yogyakarta, Selasa.

Dia menjelaskan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 bentuk pelaksanaan pembinaan yang termuat dalam salah satu di antara empat aspek penguatan tata kelola kebudayaan lainnya, yakni perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.

Target pembinaan, katanya, para pelaku budaya dan komunitas budaya, baik dalam maupun luar negeri, bersama ahli dalam bidangnya yang tersebar di tiga lokasi pelaksanaan dengan objek pemajuan kebudayaan (OPK), yaitu Tari Topeng Losari Cirebon, Jawa Barat, Musikalisasi Pantun dan Tradisi Lisan, Pekanbaru Riau, dan Olahraga Tradisional Jemparingan Yogyakarta.

Baca juga: Mengenalkan gondang oguang ke dunia melalui residensi budaya

Dia mengatakan aspek pembinaan terhadap OPK juga penting dalam rangka menjalankan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

"Keluaran program ini diharapkan dapat menciptakan bentuk-bentuk kolaborasi pelestarian OPK berupa karya kreasi baru atau bentuk lainnya dari hasil residensi atau pembelajaran intensifnya bersama pelaku budaya," katanya.

Dia menjelaskan para peserta di Yogyakarta mempelajari olahraga tradisional Jemparingan, salah satu tradisi Yogyakarta sejak zaman Kerajaan Mataram, yang berbentuk panahan. Kegiatan ini termasuk dalam 10 OPK berupa olahraga tradisional.

"Berbeda dengan olahraga panahan pada umumnya yang mana posisi pemanah harus berdiri, namun dalam jemparingan, pemanah atau yang biasa disebut penjemparing harus duduk saat membidik," katanya.

​​​​​​Para peserta didampingi Jemparingan Langenastro, komunitas atau peseduluran olahraga panahan tradisional yang berpijak pada tradisi dan budaya Yogyakarta. Komunitas tertua di Yogyakarta ini berdiri pada 18 Maret 2012 atas inisiatif warga Langenastran, Yogyakarta.

"Hasil pembelajaran kesenian dan tradisi di tiap lokasi ini nantinya akan dikembangkan menjadi karya-karya kolaboratif dari peserta. Mereka nantinya akan menampilkan dalam bentuk karya seni pertunjukan yang dapat diakses masyarakat di Halaman Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta, pada 31 Agustus 2024," katanya.

Baca juga: Diplomasi budaya, Kemdikbudristek gelar Residensi Pemajuan Kebudayaan
Baca juga: Peserta residensi budaya 2024 usung kesenian antikolonialisme
Baca juga: Residensi budaya 2024 ajang kenalkan tradisi lokal ke tingkat global


Pewarta: Hery Sidik
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024