Kalau melihat realisasi tahun ini lebih sehat dibandingkan tahun 2023, termasuk di antaranya berkat pungutan wisman
Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bali I Made Santha mengatakan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) semester I 2024 lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya, salah satunya karena adanya pungutan wisatawan mancanegara (wisman).

“Kalau melihat realisasi tahun ini lebih sehat dibandingkan tahun 2023, jadi perbandingan sehat kurang lebih Rp200 miliar, termasuk di antaranya berkat pungutan wisman,” kata Kepala Bapenda Bali I Made Santha di Denpasar, Bali Selasa.

Ia menyebutkan pada paruh pertama 2024, realisasi PAD Bali mencapai Rp3,1 triliun dengan Rp181 miliar-nya berasal dari pungutan wisman yang sebesar Rp150.000 per kunjungan.

Apalagi, kata dia, saat ini sudah memasuki musim tinggi kunjungan sehingga ditargetkan pendapatan dari pungutan wisman lebih meningkat lagi hingga Rp250 miliar sampai penghujung tahun 2024.

Ia mengingatkan bahwa PAD Bali tidak hanya berasal dari retribusi seperti pungutan kunjungan namun juga pajak daerah, kekayaan daerah, dan pajak lain-lain yang sah.

Baca juga: Minat masyarakat Bali makin besar miliki kendaraan listrik

Baca juga: Pemprov Bali siapkan layanan samsat malam hari kurangi tunggakan pajak


Sehingga jika dilihat keseluruhan, Santha menyebut pendapatan tertinggi paling terasa dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang mencapai 79 persen dari total Rp3,1 miliar.

“Termasuk pertumbuhan kendaraan baru (penyumbang PAD), kita semua sempat mengalami pandemi COVID-19 barangkali selama itu tidak ada yang melirik investasi di otomotif dan duitnya masih disimpan, sehingga pasca-pandemi 2022-2023 pertumbuhannya keren sekali,” ujarnya.

Di penghujung 2023, capaian PAD Bali hampir menyentuh Rp4,6 triliun, sehingga tahun ini Pemprov Bali menargetkan setidaknya capaian realisasi pendapatan berada pada jumlah yang sama.

“Target di APBD induk kami di Rp4 triliun, tapi di APBD Perubahan target kami Rp4,6 triliun, mudah-mudahan ketemu, tugas kami mencari sampai Rp4,6 triliun tapi kalau yang sekarang sudah Rp3,1 triliun dikalikan dua ya bisa sampai Rp6 triliun,” kata Santha.

Baca juga: Pemprov Bali ajak masyarakat manfaatkan "pemutihan' pajak

Baca juga: Bapenda Bali: Potensi daerah peluang minimalkan PAD yang hilang

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024