Phnom Penh (ANTARA) - Ekonomi Kamboja diproyeksikan tumbuh 6 persen pada 2024, sedikit lebih rendah dari prediksi sebelumnya yaitu 6,6 persen, akibat pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan di beberapa sektor, terutama konstruksi dan real estat, menurut sebuah laporan pertengahan tahun yang dirilis pada Senin (12/8).

Perekonomian negara di Asia Tenggara ini sebagian besar didorong oleh ekspor pakaian, alas kaki, dan perlengkapan perjalanan, serta sektor pariwisata, pertanian, konstruksi, dan real estat.

Laporan yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi dan Keuangan Kamboja itu menyebutkan bahwa sektor industri, terutama pakaian, sepatu, dan perlengkapan perjalanan, serta sektor konstruksi diproyeksikan tumbuh 7,9 persen tahun ini.

Sektor jasa, terutama pariwisata, transportasi dan telekomunikasi, perdagangan, dan real estat, diperkirakan akan naik 5,8 persen, sementara sektor pertanian diperkirakan akan naik 0,7 persen, urai laporan tersebut.
 
Foto yang diambil pada 21 November 2023 menunjukkan pemandangan pabrik General Tire Technology (Kamboja) di Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville (SSEZ) di Sihanoukville, Kamboja. (Xinhua/Liao Hongqing)  


"Sektor konstruksi diperkirakan akan pulih dengan laju lambat sebesar 1,1 persen, sedangkan real estat diperkirakan akan tumbuh 1,2 persen," menurut laporan tersebut

Hoe Ee Khor, kepala ekonom di Kantor Riset Ekonomi Makro ASEAN Plus Tiga (ASEAN+3 Macroeconomic Research Office/AMRO), mengatakan bahwa Kamboja masih menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan itu.

"Sektor konstruksi mungkin mengalami laju pemulihan yang lebih lambat, dengan pertumbuhan yang berpotensi gagal mencapai level prapandemi akibat penurunan berkepanjangan di sektor real estat," katanya kepada Xinhua melalui surel.

Menurut Khor, dorongan dalam investasi infrastruktur akan secara parsial mengimbangi lemahnya sektor real estat. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2024