Sebelumnya, eforia dari sentimen politik domestik cukup kuat di pasar keuangan Indonesia, namun itu cenderung bersifat jangka pendek
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat 25 poin menjadi Rp11.414 dibanding posisi sebelumnya Rp11.439 per dolar AS.
"Secara umum mata uang rupiah masih dalam tren penguatan. Dari sisi teknikal, pergerakan nilai tukar rupiah keluar dari area tekanan," kata analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Senin.
Dari sisi fundamental, lanjut dia, optimisme investor terhadap proyeksi perekonomian Indonesia menjelang pemilu April mendatang masih positif sehingga bisa memberi dorongan bagi rupiah untuk tetap berada di area penguatan.
Meski demikian, menurut Zulfirman Basir, mata uang rupiah mungkin akan bergerak mendatar menyusul pelaku pasar uang yang masih berhati-hati terhadap kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang akan kembali mengurangi stimulus keuangannya dan sinyal kenaikan suku bunga Fed.
"Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp11.340--Rp11.420 per dolar AS untuk Senin ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar sedang berhati-hati merespon rendahnya proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh Bank Dunia di level 5,3 persen, atau di bawah perkiraan Pemerintah Indonesia.
Di sisi lain, lanjut dia, eforia dari salah satu tokoh calon Presiden juga cenderung sudah mulai mereda di pasar keuangan domestik.
"Sebelumnya, eforia dari sentimen politik domestik cukup kuat di pasar keuangan Indonesia, namun itu cenderung bersifat jangka pendek," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014