Roma (ANTARA) - Gelombang panas yang sedang melanda Italia memecahkan rekor di banyak wilayah di negara itu, mulai dari kota-kota besar hingga daerah-daerah terpencil di pegunungan Alpen.

ARPA, Badan Regional Italia untuk Perlindungan Lingkungan yang merupakan bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup Italia, pada Senin (12/8) melaporkan bahwa suhu di puncak Mont Blanc bertahan di atas titik beku selama hampir satu setengah hari pada Sabtu (10/8) dan Minggu (11/8). Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Dengan ketinggian 4.809 meter di atas permukaan laut, Mont Blanc merupakan gunung tertinggi di Uni Eropa. Membentang di perbatasan Alpen antara Italia dan Prancis, puncak tertinggi gunung ini biasanya membeku sepanjang tahun.
 
Foto yang diambil pada 17 Agustus 2013 menunjukkan salju di Pegunungan Alpen. Mont-Blanc dengan ketinggian 4.810 meter merupakan puncak tertinggi di Eropa. ANTARA/Xinhua/Wang Xiaojun 


Kenaikan suhu hingga di atas titik beku merupakan fenomena yang sangat jarang terjadi di Mont Blanc. Namun, fenomena ini telah terjadi tiga kali tahun ini, ungkap kantor ARPA di Val d'Aosta, wilayah bagian utara yang mencakup sisi Italia dari gunung tersebut.

ARPA melaporkan bahwa kenaikan suhu di atas titik beku tercatat pada 18 Juli, 30 Juli, dan 5 Agustus. Akan tetapi, kejadian terakhir berlangsung selama 33 jam antara Sabtu hingga Minggu, sebuah rekor tersendiri.   

Jumlah kota di bawah peringatan "merah" pada Senin itu, yang angkanya memecahkan rekor, diperkirakan masih akan meningkat menjadi 19 kota pada Selasa (13/8) dan 22 kota pada Rabu (14/8), sebut buletin terbaru dari Kementerian Kesehatan Italia.

Meskipun suhu masih akan berada di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang tercatat pada 2023 lalu, data kementerian itu menunjukkan bahwa gelombang panas tahun ini memiliki cakupan yang sangat luas.

Suhu di atas titik beku dalam jangka waktu yang lebih lama dapat mempercepat penyusutan gletser masif yang menutupi bagian tertinggi Mont Blanc. Tahun lalu, sebuah laporan dari observatorium Haute-Savoie di Prancis mengungkapkan bahwa gunung tersebut telah menyusut secara signifikan dibandingkan dua tahun sebelumnya akibat hilangnya es.

Kenaikan suhu yang tidak biasa tidak hanya terjadi di dataran tinggi Italia. Pada Senin, 17 dari 27 kota terbesar di Italia berada di bawah peringatan "merah", jumlah tertinggi yang tercatat tahun ini. Peringatan "merah" menunjukkan bahwa suhu udara telah menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat umum pada jam-jam terpanas.
 
Seorang pria mendinginkan diri di depan pendingin yang dipasang di sekitar Colosseum di Roma, Italia, 12 Juli 2024. ANTARA/Xinhua/Alberto Lingria

 Jumlah kota di bawah peringatan "merah" pada Senin itu, yang angkanya memecahkan rekor, diperkirakan masih akan meningkat menjadi 19 kota pada Selasa (13/8) dan 22 kota pada Rabu (14/8), sebut buletin terbaru dari Kementerian Kesehatan Italia.

Meskipun suhu masih akan berada di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang tercatat pada 2023 lalu, data kementerian itu menunjukkan bahwa gelombang panas tahun ini memiliki cakupan yang sangat luas

Lima kota yang diperkirakan tidak berada di bawah peringatan "merah" pada Rabu mendatang terletak di Italia bagian selatan atau tengah dan berada di wilayah pesisir.

Situs pemantauan meteorologi Il Meteo pada Senin melaporkan bahwa Italia akan mengalami "gelombang panas nonstop" selama musim liburan Ferragosto pada 15 Agustus. Namun, situs pemantauan itu juga menyebutkan bahwa suhu diperkirakan akan mendingin di Italia bagian tengah dan utara mulai Minggu (18/8), dengan disertai potensi badai petir.

Ini menjadi tahun ketiga berturut-turut Italia menghadapi gelombang panas yang intens, berkepanjangan, dan kering. Namun, tahun ini, gelombang panas dimulai pada pertengahan Juni, bahkan sebelum negara itu memasuki periode musim panas.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024