Perth (ANTARA News) - Satu pesawat militer Republik Rakyat Tiongkok pada Senin lepas landas dari Perth, Australia, untuk mencari puing yang diduga berhubungan dengan pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di selatan Samudera Hindia.
Pesawat Ilyushin IL-76 meninggalkan RAAF Base Pearce dan akan mampir ke bandara internasional Perth untuk mengisi bahan bakar sebelum bergerak melakukan pencarian ke lautan, demikian laporan koresponden kantor berita Xinhua yang ikut dalam pesawat itu.
Pesawat itu akan menyisir area dengan panjang 400 kilometer dan lebar 30 kilometer tempat citra satelit mendeteksi objek mencurigakan yang diduga berhubungan dengan pesawat MH370 yang hilang.
Atas permintaan angkatan udara Australia, seorang pilot Australia ikut dalam operasi pencarian pesawat angkatan udara Tiongkok tersebut.
Jarak pandang di area itu rendah dengan kabut, gelombangnya setinggi dua sampai tiga meter dan menurut perkiraan cuaca, hujan akan turun di sana.
Menurut Komandan Liu Dianjun, pesawat militer akan melakukan perjalanan sekitar delapan jam bolak-balik selama misi pencarian, dengan titik terjauh 2.700 kilometer dari Perth.
Operasi pesawat Tiongkok tersebut merupakan bagian dari operasi internasional yang melibatkan lebih dari 20 negara untuk mencari pesawat MH370 yang hilang.
Fokus pencarian internasional sudah bergeser ke selatan Samudera Hindia setelah Kamis lalu Australia menyatakan citra satelitnya menunjukkan keberadaan puing mencurigakan yang diduga berhubungan dengan pesawat MH370 di perairan sekitar 2.400 kilometer dari Perth.
Tiongkok dan Prancis pada Sabtu dan Minggu juga melihat objek yang diduga berhubungan dengan pesawat itu di selatan Samudera Hindia lewat citra satelit.
Temuan mereka tampaknya mengonfirmasi petunjuk dari citra satelit Australia dan meningkatkan kemungkinan untuk akhirnya menuju ke lokasi pesawat yang hilang dari radar dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret.
Upaya pencarian pesawat yang total mengangkut 239 orang itu semula difokuskan ke Laut China Selatan, tempat terakhir kali pesawat melakukan kontak dengan pengendali lalu lintas udara.
Namun data satelit dan radar kemudian mengindikasikan pesawat itu memutar ke barat dan kemungkinan berada di suatu tempat yang disebut dua koridor, koridor utara yang membentang dari perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan sampai utara Thailand dan koridor selatan dari Indonesia sampai selatan Samudera Hindia.
Bahkan jika misi pencarian internasional berhasil menemukan lokasi pesawat itu, para pengamat menyatakan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan untuk menyingkap misteri tentang bagaimana pesawat berteknologi tinggi itu menyimpang dari jalurnnya dan mendarat di suatu tempat yang jaraknya sampai ribuan kilometer dari tujuan awal.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014