Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi asal Korea Selatan, LG, mendebutkan EXAONE sebagai model kecerdasan artifisial (Artificial Inteligence/AI) open-source mereka yang juga menjadi model AI berbahasa Korea pertama di dunia.
Kecerdasan artifisial ini dikembangkan oleh divisi LG AI Reserach dan menjadi penanda bahwa LG mengikuti tren AI global mewakili Korea yang saat ini industrinya didominasi oleh raksasa-raksasa teknologi dari AS, China, dan Timur Tengah.
Laporan Gizmochina, Senin (12/8), menyebutkan bahwa EXAONE 3.0 adalah model AI open-source yang kabarnya didasarkan pada arsitektur Transformer khusus Decoder. Model ini memiliki 7,8B parameter dan 8T data pelatihan (token).
Baca juga: LG keluarkan generasi ketiga model AI EXAONE
Saat ini model tersebut menyediakan dua dukungan bahasa yaitu bahasa aslinya Bahasa Korea dan Bahasa Inggris.
“Di antara jajaran model bahasa EXAONE 3.0 yang dibuat untuk berbagai keperluan, model penyesuaian instruksi 7.8B sedang di-open-source terlebih dahulu sehingga dapat digunakan untuk penelitian,” kata siaran pers LG.
Perusahaan berharap bahwa peluncuran model ini akan membantu peneliti AI baik di dalam negeri maupun di luar negeri melakukan penelitian yang lebih bermakna dan membantu ekosistem AI bergerak selangkah lebih maju.
Baca juga: LG Electronics manfaatkan AI untuk momentum pertumbuhan baru
Menurut pengujian perusahaan, kemampuan bahasa Inggris model tersebut telah mencapai tingkat teratas di dunia. Skor rata-rata kasus penggunaan nyata dilaporkan berada di peringkat pertama, melampaui sejumlah model seperti Llama 3.0.
Dalam hal kalkulasi dan pengodean matematika, EXAONE 3.0 juga berada di peringkat pertama dalam skor rata-rata dan memiliki kemampuan penalaran yang kuat.
Belum lagi, EXAONE 3.0 berada di peringkat pertama dalam skor rata-rata untuk kasus penggunaan aktual dan tolok ukur tunggal di Korea.
Baca juga: LG Electronics dan startup Kanada kerja sama kembangkan chip AI
Model tersebut diklaim dapat mengurangi waktu inferensi hingga 56 persen, penggunaan memori hingga 35 persen, dan biaya pengoperasian hingga 72 persen dibandingkan dengan model generasi sebelumnya.
Model terbaru tersebut dilaporkan telah dilatih pada 60 juta kasus data profesional yang terkait dengan paten, kode, matematika, dan kimia.
Baca juga: LG perkenalkan detektor sinar-X digital yang dilengkapi AI
Perusahaan berencana untuk memperluas data pelatihan hingga 100 juta kasus di berbagai bidang pada akhir tahun.
Untuk mengurangi konsumsi daya dalam mengoperasikan model AI, LG AI Research berfokus pada penelitian teknologi pengoptimalan dan membuat model menjadi ringan.
Perusahaan mengklaim telah berhasil mengurangi ukuran model hingga 97 persen sekaligus meningkatkan kinerja dibandingkan dengan EXAONE 1.0.
Baca juga: LG ungkap capaian riset "Explainable AI"
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024