Jakarta (ANTARA) - Tubuh skinny-fat adalah kondisi di mana seseorang terlihat kurus tetapi memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi dan massa otot yang rendah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, diet yang buruk, kurangnya olahraga, konsumsi alkohol, merokok, atau masalah hormonal lainnya.

Orang sering mengasosiasikan obesitas dengan masalah kesehatan metabolisme, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Namun, beberapa orang dengan obesitas memiliki kesehatan metabolisme yang baik.

Sebaliknya, beberapa orang yang terlihat memiliki tubuh kurus justru berisiko terkena penyakit kardiometabolik, seperti serangan jantung, stroke, dan diabetes. Para ahli kesehatan mengistilahkan kelompok orang ini dengan obesitas metabolik, berat badan normal (metabolically obese, normal weight - MONW) – juga dikenal sebagai skinny fat.

Studi menunjukkan peningkatan signifikan kasus diabetes tipe 2 selama 30 tahun terakhir, dan peneliti memperkirakan jumlahnya akan terus meningkat. Peningkatan kelebihan berat badan dan obesitas ini sejalan dengan perubahan tren kebiasaan gaya hidup modern.

Sebuah penelitian menjelaskan bahwa rerata orang dengan jenis tubuh skinny fat menunjukkan tanda-tanda seperti di bawah ini;
  • kelebihan jaringan lemak di sekitar organ dalam
  • timbunan lemak di jaringan yang biasanya tidak banyak mengandung lemak
  • peradangan jaringan lemak
  • perubahan profil inflamasi dan metabolik
  • berkurangnya massa otot rangka
  • kebugaran kardiorespirasi yang rendah, yaitu kemampuan menggunakan oksigen untuk bergerak atau berolahraga

Untuk mengatasi tubuh skinny-fat, perlu dilakukan perubahan pada diet dan olahraga yang tujuannya adalah untuk menambah massa otot, seperti yang disebutkan oleh Pengarang buku "The Resistance Training Revolution" Sal Di Stefano mengatakan kepada Business Insiders beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, transisi dari skinny-fat menjadi firm membutuhkan latihan kekuatan yang melibatkan sejumlah otot dalam tubuh, dengan melatih seluruh tubuh dua hingga tiga kali seminggu melalui gerakan angkat berat (lift) seperti deadlift, bench press dan overhead press. Dia merekomendasikan dua hingga empat set untuk delapan hingga 12 repetisi setiap latihan, dan untuk beristirahat di antara set selama 60 sampai 90 detik.

Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024