Kalau soal apakah ini cair dan enggak cair, ya, para politikus ini 'kan punya panggung depan dan panggung belakang kayaknya ya.

Jakarta (ANTARA) - Pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai terdapat banyak makna dari candaan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terhadap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia soal kursi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Soal Bahlil kemudian dibilang oleh Airlangga bahwa kursinya Kapolri saja diambil, ini 'kan konteks politik elite dan perebutan kekuasaan elite. Ini 'kan jadi kode untuk kita bisa memahami cara bercanda elite tersebut, yang pertama soal kursi, berarti jabatan," kata Kunto saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.

Kunto berpendapat bahwa candaan Airlangga tersebut merujuk terhadap dinamika yang terjadi di Partai Golkar. Airlangga melalui video rilis pada hari Minggu (11/8) mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar.

"Kedua, soal berani diambil, menurut saya itu sindiran Airlangga kepada Bahlil, terutama setelah Airlangga harus mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ujarnya.

Walaupun demikian, saat ditanyai mengenai komunikasi politik antara Airlangga dan Bahlil tersebut apakah menunjukkan hubungan yang cair, dia mengatakan bahwa tidak bisa menafsirkan baik atau buruknya hubungan antara kedua tokoh Partai Golkar tersebut dari satu candaan di IKN saja.

"Kalau soal apakah ini cair dan enggak cair, ya, para politikus ini 'kan punya panggung depan dan panggung belakang kayaknya ya. Di depan bisa jadi seperti sahabat yang tertawa-tawa, tetapi di belakang bisa saling menusuk," jelasnya.

Baca juga: Airlangga dan Bahlil akrab di IKN, rangkulan hingga foto bersama
Baca juga: Bahlil respons kedekatannya dengan Airlangga: Saya sahabat baik

Mulanya, usai berfoto bersama sebelum menghadiri sidang kabinet paripurna, Senin, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajak Airlangga untuk mengobrol dan bergabung dengan para menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya.

"Pak Airlangga, ngobrol Pak Airlangga. Soalnya kalau ada Pak Airlangga kita difoto wartawan," kata Sri Mulyani.

Airlangga lantas meminta Bahlil menarik kursi untuk bergabung bersama.

"Kursinya tarik Pak Bahlil. Kursinya Pak Kapolri saja diambil sama Pak Bahlil," ujar Airlangga yang disambut tawa para menteri.

"Masuk barang itu," jawab Bahlil yang juga ikut tertawa atas candaan Airlangga tersebut.

Pewarta: Rio Feisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024