ini menjadi bagian dari skenario pengendalian inflasi pangan yang dilakukan secara bersama
Jakarta (ANTARA) - Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nyoto Suwignyo menyebutkan bahwa pemantauan harga, stok termasuk keamanan pangan intensif dilakukan di sejumlah daerah bersama pemangku kepentingan, demi mengendalikan inflasi.

"Bapanas bersama pemerintah daerah, Satgas Pangan, Perum Bulog dan pemangku kepentingan lainnya secara rutin mengintensifkan pemantauan pasokan dan harga serta keamanan pangan di berbagai daerah," kata Nyoto dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah bersama Kemendagri di Jakarta, Senin.

Dia menyampaikan bahwa pemerintah terus memastikan langkah pengendalian inflasi khususnya komoditas pangan melalui sinergi yang terbangun oleh seluruh pemangku kepentingan terkait.

Ia mengaku sejak Juli 2024 Bapanas bersama pemerintah daerah melalui Dinas Pangan turun langsung ke lapangan melaksanakan rangkaian kegiatan monitoring pasokan dan harga serta pengawasan keamanan pangan segar di berbagai pasar.

"Kami mendorong kegiatan ini terus berkesinambungan di seluruh daerah, kami harapkan dukungan dari kepala daerah, sehingga ini menjadi bagian dari skenario pengendalian inflasi pangan yang dilakukan secara bersama," ujar Nyoto.

Baca juga: Harga Pangan: Daging sapi Rp135.160 per kg dan bawang Rp26.560 per kg

Baca juga: Harga Cabai di level Rp69.990 per kg dan telur Rp30.250 per kg


Ia menambahkan pemantauan yang dilakukan menjadi bahan evaluasi bersama mengenai kondisi stabilitas pangan sehingga intervensi pengendalian inflasi pangan dapat berjalan dengan baik.

Dia menyatakan berbagai intervensi stabilisasi terus diupayakan antara lain penyaluran bantuan pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM), hingga Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

Bapanas mencatat, per 9 Agustus 2024 penyaluran bantuan pangan beras 10 kilogram bagi 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) tahap pertama telah mencapai 658.052 ton atau 99,69 persen, sedangkan tahap kedua 652.188 ton atau 98,95 persen.

"Adapun untuk tahap ketiga, (Agustus, Oktober, dan Desember) sudah dimulai di beberapa daerah yang telah selesai melakukan verifikasi dan validasi data penerima manfaat," ucap Nyoto.

Selanjutnya GPM terus dilaksanakan di berbagai daerah baik menggunakan dana APBN, APBD, maupun secara mandiri.

"Sesuai laporan dari yang dihimpun, sepanjang tahun 2024 telah dilaksanakan GPM sebanyak 6.292 kali di 37 provinsi dan 450 kabupaten/kota," ucapnya.

Sementara itu, FDP dilaksanakan untuk meminimalisir disparitas harga pangan antardaerah khususnya untuk komoditas beras, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit merah, cabai merah keriting, gula, bawang putih dan bawang merah.

Hingga saat ini, lanjut Nyoto, telah didistribusikan 182,6 ton bahan pangan segar dari daerah sentra ke wilayah konsumen yang mengalami fluktuasi harga.

Lebih lanjut Nyoto menjelaskan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi, juga bermanfaat bagi seluruh pihak.

Begitu pula secara vertikal, sinergi bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota juga menjadi hal sangat penting untuk mengantisipasi gejolak pangan secara merata di seluruh daerah.

"Jadi inilah pentingnya kita bisa bersinergi dan berkolaborasi dalam menjaga stabilitas pangan sebagaimana arahan Kepala Bapanas Bapak Arief Prasetyo Adi, inflasi terkendali dan pertumbuhan ekonomi bisa terus terjaga," jelas Nyoto.

Ia menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi komponen bergejolak (volatile food) terus mengalami koreksi.

Deflasi terus terjadi pada bulan April 0,31 persen, Mei 0,69 persen, Juni 0,98 persen, dan Juli 1,92 persen. Sehingga secara year on date inflasi volatile food bisa ditekan di angka -0,26 persen.

Baca juga: Bapanas dorong Bulog optimal serap gabah petani pasok bantuan pangan

Baca juga: Bapanas memperkuat validasi data penerima bantuan pangan beras 10 kg


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024