Kami harapkan nanti swasembada pangan dalam hal ini adalah beras itu betul-betul dapat segera
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meminta petani, khususnya di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), mengoptimalkan lahan tidur untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

"Kita semua wajib mengubah lahan nganggur menjadi lahan produktif untuk penguatan pangan Indonesia terutama di tengah kondisi darurat pangan dunia," kata Wamentan dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Dia menyampaikan bahwa jika ada lahan produktif di Sumatera Utara, namun masih kosong dan belum termanfaatkan dengan baik akibat semisal kekurangan air, maka segera melaporkan kepada kepala dinasnya.

"Nanti, Kementerian Pertanian akan melakukan treatment-treatment apakah itu pompanisasi supaya lahannya basah, kemudian bisa ditanami tanaman pangan dan lain-lain," ujar Wamentan ketika melakukan tanam cabai dan bawang di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (11/8/2024).

Menurut, potensi lahan tidur di Deli Serdang masih sangat terbuka dan dapat menghasilkan kecukupan pangan yang sangat besar. Terlebih, Indonesia pada beberapa bulan ke depan masih harus menghadapi kekeringan panjang akibat El Nino terparah sepanjang sejarah.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan sejumlah upaya untuk mengamankan ketersediaan pangan lewat program penambahan areal tanam (PAT) dengan memaksimalkan pompanisasi.

Kementan mencatat Sumatera Utara memiliki target PAT sebesar 97 ribu hektare dan sampai saat ini sudah terealisasi 58 ribu hektare.

"Ini kita mau push lagi sampai dengan September sebisa mungkin 97 ribu itu kelar semua. Jadi titik-titiknya kita sudah ada," tutur Wamentan.

Sebelumnya, Kementan dan TNI telah melakukan penandatanganan kerja sama atau MoU peningkatan produksi dan mengembalikan swasembada pangan seperti yang pernah diraih pada tiga tahun lalu untuk memperkuat pertanian dalam menghadapi ancaman dampak El Nino.

"Kita sedang koordinasi dan banyak dibantu oleh dinas pertanian di kabupaten/kota, dinas pertanian provinsi dan juga support yang maksimal dari Tentara Nasional Indonesia," ucapnya pula.

Wamentan mengingatkan bahwa kelompok tani yang sudah mendapatkan bantuan pompa agar sesegera mungkin digunakan dalam mengejar masa tanam dengan memanfaatkan sumber air yang ada.

"Di pertanian ini waktu adalah komponen penting, di mana pupuknya juga harus tepat waktu, tanamnya tepat waktu, airnya juga harus tepat waktu. Tanaman itu schedule-nya jelas. Pada saat anda butuh pupuk, harus ada pupuk. Pas tanam, harus ada air. Kalau tidak ada air, enggak bisa tanam," jelasnya.

Saat kunjungan kerja, Wamentan juga menyempatkan diri meninjau lokasi perluasan areal tanam (PAT) pompanisasi di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.

Dalam kunjungannya, Wamentan menyampaikan bahwa 65 bendungan yang dibangun Presiden Joko Widodo bisa dimanfaatkan secara maksimal sampai ke irigasi tersier hingga masuk ke persawahan.

Bukan hanya pompa, tambah Wamentan, tetapi juga irigasi yang rusak diperbaiki, yang belum ada ditambah. Saat ini, pihaknya mencatat baru 20 persen lahan dari 7,4 juta yang kena dampak irigasi.

Dia menuturkan Kementan berupaya meningkatkan dari 20 persen menjadi 50 persen. Artinya dari yang tadinya 1,5 juta yang terkena irigasi, diupayakan bisa meningkat hingga 2,1 sampai 2,2 juta hektar lahan.

"Sehingga, totalnya bisa hampir 4 juta hektare, itu bisa irigasi, panen 3 kali. Kami harapkan nanti swasembada pangan dalam hal ini adalah beras itu betul-betul dapat segera," kata Wamentan.

Baca juga: Wamentan sebut Sumut merupakan sentra pangan di Indonesia 
Baca juga: Wamentan minta petani sawit beli bibit unggul wujudkan Program B35
Baca juga: Wamentan: Teknologi mampu ciptakan bibit tanaman perkebunan yang baik


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024