Kami senantiasa menyeleksi produk-produk investasi terbaik yang tersedia di platform kami untuk nasabah kami.Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk Darmadi Sutanto mengakui bahwa loyalitas nasabah menjadi tantangan bagi bisnis perbankan digital saat ini, khususnya bagi Jenius yang menjadi pionir bank digital di Indonesia.
Darmadi menilai, banyak nasabah dari kelompok usia muda mudah berpindah dari satu bank digital ke bank digital lainnya, karena lebih mempertimbangkan promo dan bunga yang menarik.
Ditambah lagi, ongkos untuk berpindah ke bank digital lainnya sangat minim. Berbeda jika dibandingkan sebelum era digital di mana nasabah harus mengunjungi kantor cabang jika ingin membuka rekening.
“Iya (loyalitas nasabah menjadi tantangan). Orang ber-bank kan sebetulnya perlu trust dan memastikan bank tersebut ada sepanjang zaman. Tapi bagi netizen (atau anak muda di zaman sekarang), hal itu sudah tidak terlalu penting,” kata Darmadi saat dijumpai wartawan di Jakarta, Senin.
Dalam bisnis bank digital, Darmadi tidak memungkiri akan selalu ada nasabah yang keluar masuk. Meski begitu, kata dia lagi, jumlah nasabah aktif menjadi tolok ukur bagi kinerja bank digital.
Dia mencatat, jumlah nasabah aktif Jenius terus tumbuh positif dengan peningkatan rata-rata 15-20 persen setiap tahun.
Hingga akhir Juni 2024, berdasarkan data perseroan, total pengguna Jenius mencapai 5,8 juta nasabah atau naik 21 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dari sebelumnya 4,8 juta nasabah di tahun lalu.
Dari total pengguna itu, Darmadi menyebutkan bahwa nasabah aktif Jenius atau yang bertransaksi dalam sebulan terakhir porsinya hanya mencapai 25 persen. Adapun transaksi nasabah aktif rata-rata mencapai Rp15 juta-Rp17 juta per bulan.
Di tengah tren nasabah yang sering berpindah layanan ke bank digital lainnya, Darmadi mengatakan hal itu telah menjadi bagian dari perkembangan zaman yang tidak bisa dilawan. Oleh sebab itu, Jenius sendiri terus berbenah untuk bisa memberikan layanan yang berbeda dibanding bank digital lain.
Jenius, imbuh Darmadi, juga berfokus untuk menyediakan layanan keuangan yang menyeluruh di dalam satu aplikasi, sehingga nasabah tidak perlu berpindah ke platform lain. Salah satunya dengan menyediakan fitur investasi reksa dana di aplikasi Jenius, bekerja sama dengan beberapa manajer investasi terpercaya termasuk yang terbaru dengan Syailendra Capital.
Dari total lebih dari 5 juta nasabah Jenius, Darmadi menyebutkan saat ini hanya sekitar 100.000 nasabah yang melakukan pendaftaran atau membuka akun reksa dana. Dari jumlah investor reksa dana itu, hanya 10-15 persen di antaranya yang aktif melakukan jual beli reksa dana.
Melalui kerja sama dengan Syailendra Capital serta upaya peningkatan promosi produk investasi reksa dana kepada nasabah, dia berharap hal ini dapat meningkatkan jumlah investor aktif lewat aplikasi Jenius hingga setidaknya mencapai porsi 25 persen dalam 1,5 tahun hingga 2 tahun ke depan.
“Kami senantiasa menyeleksi produk-produk investasi terbaik yang tersedia di platform kami untuk nasabah kami. Syailendra Capital dapat memenuhi kebutuhan investasi nasabah kami, mengingat rekam jejaknya selama lebih dari 17 tahun, performa yang konsisten melampaui benchmark dan variasi produk yang relevan,” kata Darmadi pula.
Baca juga: Aset BTPN tumbuh 22 persen semester I 2024 pasca-akuisisi OTO dan SOF
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024