Beijing (ANTARA) - China meminta agar baik Rusia maupun Ukraina tidak memperluas wilayah peperangan setelah pengumuman keadaan darurat federal di wilayah Kursk di perbatasan kedua negara, akibat peningkatan intensitas bentrokan.
"China meminta agar kedua pihak tidak meningkatkan pertempuran dan tidak mengobarkan api permusuhan," menurut keterangan tertulis di laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses ANTARA pada Senin.
"Kami akan terus menjaga komunikasi dengan masyarakat internasional untuk memainkan peran konstruktif bagi penyelesaian politik krisis ini," demikian disampaikan dalam keterangan tertulis tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Darurat Rusia mengumumkan keadaan darurat pada Jumat (9/8) setelah diadakan rapat komisi pemerintah untuk pencegahan dan penanggulangan situasi darurat.
Langkah itu karena pihak Ukraina telah mengintensifkan penembakan di wilayah Kursk, Rusia pada Senin (5/8) malam hingga Selasa (6/8). Serangan artileri tersebut kemudian diikuti oleh serbuan infanteri Ukraina yang didukung oleh tank dan kendaraan lapis baja di dekat Kota Sudzha, Rusia.
Departemen Pertahanan Rusia melaporkan sekitar 1.000 tentara Ukraina, 11 tank dan 20 kendaraan lapis baja telah melintasi perbatasan Rusia.
Juru Bicara Kementerian Situasi Darurat Rusia Artyom Sharov mengatakan, lebih dari 76.000 penduduk dievakuasi dari wilayah Kursk ke 60 titik penampungan sementara.
Pihak berwenang di wilayah Kursk mengatakan pada Jumat (9/8) bahwa lima warga sipil, termasuk seorang paramedis, seorang pengemudi ambulans, dan seorang wanita hamil berusia 24 tahun, tewas. Selain itu, 66 lainnya, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan Ukraina.
Adapun pada Sabtu (10/8) pagi, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pertempuran di wilayah Kursk terus berlanjut dengan menekankan bahwa angkatan udara Rusia telah melakukan serangan terhadap posisi-posisi tentara Ukraina dan terlibat dalam pertempuran dengan unit tank.
Pihak berwenang Rusia juga menyatakan kekhawatirannya terhadap PLTN Kursk yang terletak di dekat lokasi pertempuran. Keamanan di PLTN itu dilaporkan diperketat.
Baca juga: Malaysia nasihati warganya di Kursk untuk tetap waspada
Baca juga: IAEA pastikan PLTN Zaporizhzhia aman setelah serangan drone
Baca juga: AS larang impor uranium Rusia, sisakan celah karena penurunan industri
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024