Jakarta (ANTARA) - Ikan buntal dikenal sebagai salah satu ikan yang sangat beracun. Meskipun racunnya sangat berbahaya, ikan ini dianggap sebagai makanan lezat di beberapa negara dan harganya bisa sangat mahal.

Namun, pengolahan ikan buntal memerlukan keahlian khusus, karena kesalahan dalam proses pengolahan dan pembelahan ikan ini bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius bahkan mengancam nyawa.

Di perairan Indonesia, ikan buntal juga dapat ditemukan. Ikan ini memiliki ciri-ciri tubuh yang panjang dan meruncing, kepala bundar, bibir menonjol, serta perut besar. Meskipun ikan ini tidak memiliki sisik, tubuhnya dilapisi oleh duri.

Baca juga: Ganggang beracun bunuh ikan di sekitar Teluk San Fransisco

Kandungan racun pada telur ikan buntal

Telur ikan buntal, sama seperti bagian tubuh lainnya, mengandung racun berbahaya yang bisa sangat mematikan bagi manusia. Peneliti menunjukkan bahwa ikan ini mengandung racun tetrodotoksin, yang paling banyak ditemukan di bagian ovarium, telur, dan hati ikan buntal.

Ikan buntal betina mengandung tingkat racun yang sangat tinggi terlebih selama musim bertelur. Tetrodotoksin (TTX) adalah racun yang sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa.

Bagi manusia, tetrodotoksin sangat berbahaya dan mematikan. Racun ini lebih berbahaya hingga 1.200 kali dibandingkan racun sianida. Racun yang terkandung dalam seekor ikan buntal cukup untuk merenggut nyawa 30 orang dewasa, dan belum ada penawarnya sampai saat ini.

Racun ini juga stabil terhadap panas dan tidak terurai selama proses memasak tradisional. Kandungan racun ini dapat menyebabkan kematian pada sekitar 50-60 persen orang yang mengonsumsinya.

Jika seseorang terkena keracunan tetrodotoksin, mereka mungkin mengalami beberapa gejala. Gejala yang akan dirasakan seperti rasa kesemutan di sekitar mulut, perasaan tidak enak, kesulitan berbicara, masalah penglihatan, serta penurunan detak jantung.

Selain itu, penderita bisa mengalami muntah, sakit perut, dan kelemahan otot yang bisa menyebabkan masalah pernapasan. Gejala ini biasanya mulai muncul dalam waktu 10 menit hingga 15 jam setelah konsumsi, dan dalam kasus yang fatal, gejala sering muncul dalam waktu enam jam.

Seseorang yang terpapar tetrodotoksin perlu mendapatkan perawatan medis secepat mungkin. Penting untuk mencegah orang lain dari mengonsumsi bahan yang terkontaminasi tetrodotoksin untuk menghindari lebih banyak kasus keracunan.

Jika orang yang terkena racun masih sadar, langkah pertama adalah mencoba memuntahkan isi perut. Namun jika orang tersebut sudah dalam kondisi tak sadarkan diri, segera hubungi tenaga medis, demikian mengutip National Library of Medicine (NLM) Amerika Serikat.

Baca juga: Racun ikan buntal, seberapa cepat reaksi dan bagaimana efeknya?

Baca juga: Pakar: masyarakat Pulau Buru jangan konsumsi kepala ikan beracun

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024