Tripoli telah menjadi ajang pertempuran sektarian kronis sejak perang di Suriah meletus tiga tahun yang lalu, dengan sejumlah pria bersenjata dari distrik Sunni Bab al-Tebbaneh memerangi pejuang di lingkungan Jabal Mohsen Alawit, lapor AFP.
Ketegangan antara kedua kabupaten tela terjadi beberapa dekade tetapi telah diperburuk oleh konflik di Suriah, di mana Presiden Bashar al-Assad, dari etnis Alawit, sedang berjuang melawan oposisi yang dipimpin Sunni.
Sumber keamanan mengatakan bahwa sejak 13 Maret, "telah terjadi 14 orang tewas dan 128 terluka".
Pertempuran sengit pada Jumat menewaskan 10 orang, meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 24 sejak 13 Maret, kata sumber keamanan, dan menambahkan bahwa 128 orang juga telah terluka dalam kekerasan selama sembilan hari.
Tujuh belas tentara termasuk di antara yang terluka, kata sumber itu.
Tentara telah dikerahkan di Tripoli selama beberapa pekan untuk mencoba membawa perdamaian ke kabupaten yang berperang, tetapi tentara telah berulang kali diserang.
Relatif tenang pada Sabtu meskipun penembak jitu memaksa penutupan jalan raya terkemuka dari Tripoli ke perbatasan Suriah.
Sebagian besar pertempuran di kota telah terjadi sampai malam, diliputi kegelapan.
Para anggota parlemen kota mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Apa yang terjadi di Tripoli adalah perang karena gesekan, dan tidak ada yang mencoba untuk mengakhiri pertumpahan darah ini".
Sementara itu, helikopter-helikopter pemerintah Suriah meluncurkan enam serangan dalam 12 jam terhadap Wadi Ajram, di wilayah Suriah dekat perbatasan, kata sumber keamanan Lebanon.
Setelah pasukan rezim yang didukung oleh Hizbullah Lebanon merebut benteng oposisi di Yabrud, Provinsi Damaskus pekan lalu, para pejuang pemberontak telah melarikan diri melintasi perbatasan di daerah itu.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014