Sebelumnya kedua tim bermain imbang 1-1 selama total 120 menit pertandingan yang dihelat di Estadio de la Cartuja pada Minggu, 7 April 2024.
Tim asuhan Ernesto Valverde ini sebenarnya tertinggal lebih dulu oleh gol yang dicetak pemain Mallorca, Dani Roudriguez pada menit ke-21. Nico Williams sempat menyamakan kedudukan untuk Bilabo, namun sayang, gol tersebut dianulir karena dianggap berada pada posisi offside.
Setelah turun minum, akhirnya Athletic Bilbao berhasil membuat kedudukan imbang 1-1 pada menit ke-50 lewat gol yang dicetak oleh Oihan Sancet yang memanfaatkan umpan terobosan dari Nico Williams.
Setelah 90 menit laga berlangsung, hasil imbang tak kunjung berubah hingga akhirnya diteruskan ke babak tambahan yang berujung tidak mengubah kedudukan.
Akhirnya duel adu penalti dilakukan untuk menentukan siapa yang akan keluar menjadi juara.
Empat penendang Bilbao (Alex Berenguer, Vesga, Muniain, dan Raul Garcia) sukses menunaikan tugasnya. Sementara itu, dua dari empat penendang Mallorca yaitu Manu Morlanes dan Radonjic, gagal menyarangkan bola.
Baca juga: Athletic ke final Piala Raja usai singkirkan Atletico dalam semifinal
Hasil ini akhirnya mengantarkan klub asal Basque tersebut sukses menjadi juara Copa del Rey musim 2023/2024.
Fakta unik Athletic Bilbao
1. Ingin memisahkan diri dari Spanyol
Athletic Bilbao merupakan tim yang cukup sukses dengan torehan 24 kali juara Copa del Rey dan 8 kali juara La Liga, tanpa pernah terdegradasi bersama dua tim lainnya yaitu, Real Madrid dan FC Barcelona.
Seiring suksesnya, Athletic Bilbao memiliki fakta unik bahwa mereka berasal dari wilayah Basque atau Basque Country yang merupakan wilayah negara otonom yang sudah lama ingin lepas dan merdeka dari Spanyol sebagaimana Catalunya.
Basque dan Catalunya menggunakan sepakbola sebagai salah satu alat untuk perjuangan mereka.
2. Tidak mau menggunakan pemain di luar Basque
Melihat sejarah perjuangannya, aspek primordialisme dengan tradisi unik yang kental diprioritaskan oleh Basque melalui kebijakan klub sepak bolanya.
Athletic Bilbao sendiri tidak membolehkan orang-orang non-Basque untuk memperkuat tim mereka dengan diberlakukannya sebuah kebijakan bernama Cantera.
Diterapkan sejak 1912, nama Cantera yang tertera pada aturan ini merujuk pada wilayah geografis di mana klub tersebut berasal.
Aturan tersebut menegaskan bahwa hanya pemain yang berasal dari Basque atau keturunan Basque saja yang boleh memperkuat Athletic Bilbao.
Menerapkan larangan bergabung bagi pemain dari luar wilayah Basque ternyata memberikan keuntungan internal bagi Athletic Bilbao. Keuntungan dari kebijakan ini dibuktikan dengan Athletic Bilbao menjadi pemasok pemain terbanyak kedua setelah Real Madrid untuk Timnas Spanyol.
Baca juga: Atletico dihukum penutupan sebagian stadion karena pelecehan rasial
Mereka juga mendapatkan keuntungan finansial yang membuat klub bisa lebih menghemat pengeluaran, sebab tidak perlu mengeluarkan uang untuk mentransfer pemain dari klub atau negara lain
Athletic Bilbao juga enggan mendatangkan pemain asal Spanyol jika bukan dari wilayah Basque walaupun ia bukan termasuk pemain asing.
Sebenarnya Bilbao pernah mendatangkan Bixente Lizarazu yang berasal dari Prancis pada musim 1996/1997. Namun ternyata, Lizarazu masih memiliki keturunan darah Basque sehingga ia bisa bermain dalam tim.
Terlepas dari aturan ketat dan sentimen politis Athletic Bilbao terhadap Spanyol itu sendiri, nyatanya Bilbao mampu membuktikan kiprahnya pada liga domestik maupun internasional di kancah Eropa. Pemain-pemain Bilbao juga sangat berkontribusi dalam komposisi timnas Spanyol tiap musimnya.
Baca juga: Athletic Bilbao juara Copa Del Rey 2023/2024
Baca juga: Iker Muniain akan tinggalkan Bilbao setelah 15 tahun bela klub
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024