1.000 hari awal kehidupan dianggap penting karena pada saat lahir, berat otak anak sebesar 25 persen dari otak dewasa
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. dr. Lanny Christine Gultom, SpA(K) menyebut pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi pada 1.000 hari awal kehidupan anak untuk meningkatkan kecerdasan.

“Perkembangan otak jadi terganggu. Kalau tidak diatasi, wajar angka inteligen (IQ) rendah. Kalau IQ rendah, prestasi di sekolah jelek. Sehingga kita tidak bisa berkompetisi dengan anak-anak dari luar,” kata Lanny dalam diskusi daring yang digelar Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Senin.

Lebih detail Lanny menjelaskan pada 1.000 hari awal kehidupan anak tak dihitung dari anak lahir, melainkan sejak terjadi pembuahan antara sperma dan sel telur (ovum) di rahim ibu.

1.000 hari awal kehidupan dianggap penting karena pada saat lahir, berat otak anak sebesar 25 persen dari otak dewasa.

Ketika dua tahun, berat otak anak menjadi 75 persen dari otak dewasa. Ketika lima tahun, berat otak anak jadi 90 persen.

“Kalau kita bicara baduta (di bawah dua tahun), maka 50 persen perkembangan otak terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Jadi di sinilah orang tua harus kerja keras,” kata Lanny.

Secara mikroskopis, jika dilihat dalam sel, jalinan saraf pada anak baru lahir juga masih sedikit. Dengan bertambahnya umur dalam dua tahun pertama, pertumbuhan jalinan saraf akan sangat banyak dan saling berinteraksi.

Sebab pada masa ini, anak mulai belajar kemampuan-kemampuan yang bahkan beragam. Misalnya melihat, mendengar, berbicara, dan mengambil sesuatu.

Selain itu, nutrisi yang tak terpenuhi pada 1.000 hari awal kehidupan juga bisa berdampak pada pertumbuhan dan komposisi massa otot anak, lanjut Lanny.

Apabila pertumbuhan massa otot tidak optimal, maka hal ini bisa menyebabkan imunitas mudah turun dan anak mudah terserang penyakit.

Pertumbuhan program metabolisme anak juga terganggu sehingga pada saat dewasa bisa terkena diabetes, obesitas, atau hipertensi.

“Jadi kita harus benarkan di masa nutrisi awal. Dampak semua ini nanti menyebabkan nggak bisa kerja, nggak bisa gabung sama lingkungan, sehingga produktivitas turun. Jadi beban negara, negara makin nggak maju,” tegas Lanny.

Jika orang tua bisa memberikan nutrisi yang bagus pada 1.000 hari awal kehidupan anak, maka anak akan 10 kali lebih sehat, lebih tahan infeksi, kata Lanny.

Kemudian, anak juga akan 4,6 kali bisa menyelesaikan sekolah. Artinya masa depan anak saat bekerja akan lebih bagus dan dapat membentuk keluarga yang baik saat sudah berumah tangga.
Baca juga: Persagi DKI gencar kampanyekan pemberian ASI eksklusif 
Baca juga: KPAI minta ada Pojok ASI di tempat pengungsian
Baca juga: Penanganan stunting tak sekadar pemenuhan kebutuhan nutrisi

 

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024