Konsep PIMS meliputi seluruh rantai operasional, mulai dari panen, angkut, hingga pengolahan
Jakarta (ANTARA) - PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan inovasi digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di seluruh proses operasional perusahaannya.

Chief Technical Officer PT Astra Agro Lestari Tbk Widayanto menyatakan saat ini pihaknya mengoperasikan 32 pabrik yang mana 14 unit di antaranya adalah Kernel Crushing Plant (KCP) selain itu dua refinery, satu unit CPKO, dua pabrik mixing plan, dan dua pabrik pupuk untuk mendukung operasional di wilayah tersebut.

Perusahaan, tambahnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin, juga memiliki 14 port activity yang mendukung pengiriman produk hingga sampai ke pelanggan.

"Ini semua dikelola dengan sistem yang disebut 'Plantation Information Management System' (PIMS), yang merupakan rumah bagi semua inisiatif digitalisasi Astra Agro. Konsep PIMS meliputi seluruh rantai operasional, mulai dari panen, angkut, hingga pengolahan," katanya.

Salah satu inovasi kunci perusahaan, lanjutnya, yakni sistem "boarding" yang memastikan kelancaran proses di pabrik.

Baca juga: Astra Agro raih laba bersih Rp1,06 triliun pada 2023

Sistem ini mengintegrasikan berbagai elemen operasional, termasuk manajemen "feed stock" dan sumber daya manusia sehingga proses produksi berjalan lebih optimal.

Dikatakannya, sistem "boarding" ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola tandan buah segar (TBS) eksternal dengan lebih efisien, sehingga para pemasok bisa mengetahui kapan mereka harus memasok TBS ke pabrik sehingga mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi transportasi.

Selain itu, sistem ini juga mengoptimalkan penggunaan sumber daya di pabrik, mulai dari waktu operasional hingga alokasi tenaga kerja.

Widayanto menyatakan perusahaan juga mengembangkan Mill Excellent Indicator (MELLI), sebuah sistem yang mengidentifikasi enam titik kontrol kritis di operasional pabrik sehingga bisa memonitor stabilitas operasional pabrik secara real-time dan memastikan bahwa setiap pabrik beroperasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Inovasi lain yang dikembangkan adalah ALMIRA, sebuah sistem yang menggabungkan perencanaan maintenance mingguan dan harian untuk memastikan pabrik beroperasi dengan maksimal tanpa gangguan sehingga memungkinkan untuk mengurangi frekuensi "breakdown" dan meningkatkan "availability" pabrik.

"Secara keseluruhan, inisiatif-inisiatif ini telah memberikan dampak positif terhadap efisiensi dan produktivitas pabrik kami," ujarnya dalam seminar sesi I bertema “Menjadikan Pabrik Sawit Efisien dan Tepat Guna” di Sawit Indonesia EXPO 2024 di Pekanbaru, Riau.

Widayanto menambahkan berbagai inovasi tersebut merupakan komitmen dari Sustainability Aspiration 2030 yang salah satunya yakni strategi Portfolio dimana fokus pada upaya penurunan emisi gas rumah kaca dan strategi "Public Contribution".

Baca juga: AAL perkuat komitmen berkelanjutan melalui strategi Triple-P

Baca juga: AAL kembangkan pupuk organik dukung prinsip keberlanjutan

Baca juga: AAL siap bermitra dengan petani swadaya percepat peremajaan sawit

Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024