Beijing (ANTARA) - China meminta Rusia dan Ukraina untuk menghindari eskalasi dan provokasi, di tengah perkembangan konflik di wilayah Kursk.

“Kami mencermati perkembangan ini. Posisi China mengenai isu Ukraina tetap konsisten dan jelas. China mengimbau semua pihak untuk mematuhi tiga prinsip untuk meredakan situasi, yaitu tidak memperluas medan perang, tidak meningkatkan pertempuran, dan tidak memperburuk situasi," kata Kementerian Luar Negeri China pada Senin.

China juga menyatakan akan terus berkomunikasi dengan komunitas internasional untuk memainkan peran konstruktif bagi penyelesaian krisis Rusia-Ukraina secara politis.

Pekan lalu, pasukan Ukraina melintasi perbatasan Rusia dan melancarkan serangan di Kursk kemudian merebut beberapa desa di wilayah itu.

Menanggapi serangan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Ukraina telah melakukan provokasi skala besar dan menembaki sasaran sipil tanpa pandang bulu.

Pada Minggu (11/8), Kementerian Kedaruratan Rusia (EMERCOM) menyatakan lebih dari 8.000 orang meninggalkan daerah perbatasan Kursk selama 24 jam terakhir dan sekitar 6.000 orang berada di pusat-pusat penampungan sementara.

Wilayah tersebut terus menerima bantuan kemanusiaan. Lima konvoi kendaraan yang membawa peralatan untuk mendukung tempat penampungan sementara juga akan segera tiba di Kursk.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Rusia umumkan keadaan darurat di Kursk karena bentrokan dengan Ukraina
Baca juga: Kanselir Austria serukan deeskalasi Rusia-Ukraina setelah insiden ZNPP
Baca juga: Zelenskyy : Rusia bawa perang dan harus merasakan perbuatannya

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024