Moskow (ANTARA) - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memastikan tidak ada ancaman terhadap keamanan nuklir setelah serangan drone mengenai salah satu menara pendingin PLTN Zaporizhzhia, di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Ketika menjelaskan kerusakan menara pendingin, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi tidak menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan drone terhadap PLTN Zaporizhzhia.

Namun, ia menegaskan bahwa setiap tindakan militer terhadap PLTN tersebut jelas melanggar lima prinsip perlindungan utama yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB pada Mei 2023.

"Serangan sembrono ini membahayakan keamanan nuklir di PLTN dan meningkatkan risiko kecelakaan nuklir. Serangan itu harus dihentikan sekarang," kata Grossi.

Misi IAEA meminta akses segera ke menara pendingin untuk mengevaluasi kerusakan, ujarnya menambahkan.

Pada Minggu (11/8), perusahaan energi atom milik negara Rusia, Rosatom, mengatakan bahwa menara pendingin PLTN Zaporizhzhia rusak parah akibat dua serangan langsung dari drone Ukraina.

Layanan darurat memadamkan api, sementara para ahli akan mengevaluasi risiko keruntuhan struktural jika kondisi memungkinkan, kata Rosatom.

Menurut kantor pers PLTN Zaporizhzhia, kebakaran tersebut tidak mempengaruhi kinerja PLTN karena keenam unit pembangkit di fasilitas tersebut berada dalam kondisi "penghentian dingin".

Tingkat radiasi di lokasi PLTN, di zona perlindungan sanitasi, dan di zona observasi juga tetap normal.

Sumber: Sputnik

Baca juga: IAEA: ketinggian air di kolam pendingin PLTN Zaporizhzhia terus turun
Baca juga: Majelis Umum PBB sahkan resolusi tentang keamanan PLTN Zaporizhzhia
Baca juga: Dirjen IAEA peringatkan situasi sangat rentan di PLTN Zaporizhzhia

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024