Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 17 pelajar SMA kelas I dari 11 SMA Negeri di Jakarta terpilih mengikuti kelas super DKI Jakarta angkatan II setelah melalui uji akademik, psikologi dan wawancara terhadap 302 siswa dari 116 SMA Negeri peminat program tersebut. Hasil penerimaan angkatan kedua kelas super DKI diumumkan secara resmi oleh Wakil Kepala Dinas Dikmenti Pemprov DKI Jakarta, Darwin Dahlan, didampingi Ketua Yayasan Tim Olimpiade Fisika (TOFI), Prof Yohanes Surya dan perwakilan dari PT BMW selaku salah satu penyandang dana penyelenggaraan kelas super di Jakarta, Senin. Kelas super diselenggarakan sebagai sebuah program khusus bagi pelajar SMA berbakat yang memiliki Intelegent Quotient (IQ) di atas 150 dan lulus dalam seleksi akademik, psikologi dan wawancara. Darwin Dahlan dalam sambutannya mengatakan peminat kelas super menunjukkan jumlah yang menggembirakan namun penyelenggara kelas super yang merupakan hasil kerjasama Dinas Dikmenti Pemprov DKI Jakarta, Yayasan TOFI dan PT BMW Indonesia harus melakukan seleksi ketat untuk mendapatkan jumlah siswa sesuai kebutuhan. "Pelajar berbakat dengan IQ di atas rata-rata ternyata jumlahnya banyak dan harus mendapatkan perhatian memadai. Namun pengembangan kelas super saat ini masih belum dapat dilakukan secara maksimal, seperti jumlah siswa yang bisa direkrut. Namun demikian di tahun-tahun mendatang setelah pembangunan sekolah super dapat direalisasikan, maka semakin banyak siswa yang bisa mengikuti program ini," katanya. Sementara itu, Ketua Yayasan TOFI, Prof Yohanes Surya Ph.D, mengemukakan program kelas super DKI diselenggarakan untuk memnyiapkan bibit unggul guna mengikuti kegiatan olimpiade Sains Nasional (OSN) serta berbagai ajang olimpiade internasional di bidang sains. "Pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas super memang berbeda dengan kelas reguler, antara lain di tahun pertama siswa diberikan pelajaran dasar matematika, biologi, fisika namun bobotnya setara dengan tingkat satu di universitas. Selanjutnya di tahun kedua siswa diberikan materi pelajaran yang sama namun siswa mulai diberikan soal-soal sebagai persiapan untuk menghadapi olimpiade ditambah pelajaran bahasa Inggris yang diberikan "native speaker ," katanya. Selanjutnya, pada tahun ketiga siswa terus dilatih materi-materi olimpiade sebagai persiapan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan olimpiade internasional bidang sains. Selain itu, siswa juga memperoleh mata pelajaran penunjang lainnya seperti seni lukis, seni musik, menggambar, seni tari dan sebagainya untuk mengimbangi pelajaran yang sains yang berat, katanya. Lebih lanjut Prof Yohanes mengatakan program kelas super sudah memasuki tahun kedua, pelaksanaan program tahun pertama telah menjadi bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan mulai dari tahap seleksi hingga pemantapan program. "Salah satunya masalah jarak antara rumah siswa dengan sekolah yang dirasakan terlalu jauh ditempuh rata-rata dua jam sehingga membuat siswa merasa kelelahan dan siswa menjadi kurang semangat menerima pelajaran," katanya. Sementara itu, Kasubdis Perencanaan Pemberdayaan Guru Dinas Dikmenti Pemrov DKI Jakarta, Posma Marbun mengatakan penyelenggaraan kelas super di DKI Jakarta telah mendorong provinsi lain untuk mengadopsi program yang sama di daerahnya. "Sudah ada permintaan dari beberapa provinsi di Indonesia untuk bisa mengembangkan program yang sama antara lain Provinsi Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jogya. Pola yang dikembangkan kemungkinan sama dengan Pemprov DKI Jakarta yakni ada penyandang dana yakni PT BMW atau perusahaan lainnya serta kerja sama dengan TOFI," tambahnya. Para pelajar yang terpilih program kelas super angkatan kedua adalah Pradana Pratomo (SMAN 8), Arief Prabowo (SMAN 78), Agung Pradipta (SMAN 42), Ahmad Rifqi (SMAN 81), Didik Andri (SMAN 12), Idrasko Satriobudi (SMAN 28), Putri Ratana Wisesa (SMAN 28), Harina (SMAN 39), Muhammad Iqbal (SMAN 28), Rezita Dwi (SMAN 34), Ricardo Paulus (SMAN 8), Yogi Gumilar (SMAN 12), Kuswarini (SMAN 34), Yudi (SMAN 39), Diana Agusta (SMAN 1), Purwadi Satya Raharja (SMAN 62), Rina Junita (SMAN 99). (*)
Copyright © ANTARA 2006