Jakarta (ANTARA News) - Calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) DKI Jakarta II Wiwik Sri Widiarty menginginkan tatanan hukum di Indonesia lebih ramah dan memihak kepentingan kaum perempuan.
"Latar belakang pendidikan saya adalah hukum. Jadi ini yang ingin saya benahi jika nanti saya berhasil duduk di kursi parlemen," kata perempuan bergelar doktor dari Universitas Padjajaran Bandung itu di Jakarta, Sabtu.
Dosen ilmu hukum di beberapa universitas swasta itu mengatakan sampai saat ini banyak produk hukum termasuk perundang-undangan yang tumpang tindih bahkan bertentangan satu sama lain.
Hal itulah yang membuat perempuan kelahiran Makassar, 27 September 1965 itu memprioritaskan diri untuk fokus pada upaya pembenahan produk hukum yang tumpang tindih dan belum pro-perempuan.
"Apalagi kita sadari banyak produk hukum di Indonesia yang belum menguntungkan bagi perempuan," katanya.
Wiwik mencontohkan UU Pemilu yang mewajibkan pemenuhan kuota 30 persen bagi perempuan pun belum sepenuhnya bisa diterapkan dengan optimal.
"Keterwakilan perempuan masih jauh di bawah 30 persen pada Pemilu yang lalu, bahkan hanya 11 persen. Ini tidak sesuai dengan amanat UU," katanya.
Hal itu, menurut dia, disebabkan karena selama ini perempuan dikondisikan sebagai warga negara kelas dua sehingga tertanam dalam benak kaum perempuan perasaan tidak penting untuk mendudukan wakil perempuan di parlemen.
Selain itu, lantaran belum terlampau lama mengakses jalur politik, banyak caleg perempuan yang belum berpengalaman dan belum memiliki bekal cukup untuk mewakili kaumnya di lembaga legislatif.
Kesadaran perempuan untuk terjun ke dunia politik pun rendah di samping minat perempuan untuk memilih wakil perempuan juga hampir tidak ada.
"Padahal penting bagi perempuan untuk mempunyai wakil kaumnya di parlemen untuk mengakomodir kepentingan perempuan," katanya.
Wiwik menyadari keterwakilan perempuan meningkat dari pemilu ke pemilu meskipun bukan sesuatu yang mudah untuk mencapai prestasi itu.
"Saya berharap keterwakilan perempuan meningkat signifikan pada pemilu tahun ini," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014