Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menegaskan bahwa transformasi digital merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari, seiring dengan semakin terkoneksinya dunia secara global.

Menurutnya, tidak ada jalan mundur dalam upaya transformasi digital ini, karena hal tersebut menjadi kunci bagi kemajuan bangsa di masa depan.

"Tidak ada jalan mundur untuk transformasi digital ini," tegasnya.

Transformasi digital, kata dia, mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, dan profitibilitas bisnis, juga menciptakan lapangan kerja baru, hingga meningkatkan akses bagi teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Baca juga: Menkominfo dorong APT tingkatkan transformasi digital inklusif

Baca juga: Wamenkominfo: Perkuat sinergi penting wujudkan transformasi digital


Meskipun demikian, kesenjangan digital dinilai masih menjadi tantangan untuk mewujudkan transformasi digital ini.

Permasalahan seperti kesenjangan akses internet, kualitas infrastruktur, dan keterampilan digital perlu menjadi perhatian bersama, utamanya kesenjangan yang terjadi antara desa dan kota, kelompok usia tua dan muda, serta antara kelompok gender laki-laki dan perempuan.

Dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Nezar menjelaskan bahwa pemerintah terus mendorong akselerasi transformasi digital nasional dalam lima tahun terakhir.

Upaya ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang komprehensif, mencakup tiga tingkatan utama, yaitu tulang punggung (backbone), middle mile, dan last mile.

Di tingkat backbone, pemerintah telah melakukan pergelaran jaringan kabel serat optik Palapa Ring sepanjang 12.229 km, baik di darat maupun di bawah laut.

Di tingkat middle mile, pemerintah sudah meluncurkan satelit multifungsi SATRIA-1 pada Juni tahun lalu dengan kapasitas 150 Gbps, dan telah beroperasi di 4.063 titik layanan publik dari target 37.000 titik hingga 2025.

Sementara di tingkat last mile, pemerintah bersama ekosistem telah melakukan pembangunan base transceiver station (BTS) di wilayah yang tidak tersentuh sinyal telekomunikasi (blankspot).

Sebanyak 1.665 di antaranya merupakan BTS universal service obligation(USO), serta 5.198 titik lainnya adalah BTS 4G yang dibangun Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kominfo.

"Selain itu, pemerintah juga menyediakan 18.697 akses internet di berbagai titik layanan publik seperti sekolah, kantor pemerintahan, fasilitas layanan kesehatan, dan juga pertahanan," kata dia.

Nezar mengatakan misi untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif memerlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Dirinya pun mengajak seluruh ekosistem digital untuk menyukseskan transformasi digital nasional.

Lebih lanjut Nezar mengatakan transformasi digital adalah transformasi bangsa di masa depan. Dengan berbagai masukan, ide, inovasi yang tercipta, hal itu diharapkan bisa memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan serta menjadi solusi nyata bagi terwujudnya transformasi digital yang inklusif dan bermakna.

Baca juga: Pemerintah berkomitmen lakukan akselerasi transformasi ekonomi digital

Baca juga: Kaum muda diminta bersiap optimalkan potensi ekonomi digital

Baca juga: Wamenkominfo ajak generasi muda jaga ketahanan Indonesia

 

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024